Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Heboh, Video Tiga Santri Pondok di Jombang Dihukum Cambuk

"Jika melihat videonya, perbuatan (kekerasan) yang tidak baik. Jika pemukulan itu merupakan hukuman untuk menimbulkan efek jera, bisa dalam bentuk

zoom-in Heboh,  Video Tiga Santri Pondok di Jombang Dihukum Cambuk
surya/sutono
Ketua Komisi D DPRD Jombang Mulyani Puspita Dewi (dua dari kanan) bersama tiga anggota Komisi D menyaksikan video santri dicambuk di ponsel. 

TRIBUNNEWS.COM,JOMBANG - Sebuah video berisi rekaman kekerasan terhadap tiga orang santri beredar di Jombang.

Diduga, kekerasan yang terekam dalam video tersebut terjadi di sebuah pondok pesantren di Jombang, Jawa Timur.

Dalam video tersebut, terdapat tiga orang santri yang diikat di pohon dengan mata tertutup.

Selanjutnya, beberapa orang yang lebih senior dengan rotan memukuli santri tersebut secara bergiliran.

Setiap santri yang diikat di pohon tersebut mendapat total 35 kali pukulan. Ironisnya, tindakan tak lazim itu dilakukan di depan puluhan santri lainnya.

Lokasi penganiayaan itu diduga di sebuah pondok pesantren di Kabupaten Jombang.

Video tersebut menyebar dai telepon selular (ponsel) ke ponsel milik warga sejak sekitar tiga hari lalu.

BERITA TERKAIT

Beberapa anggota Komisi D DPRD Jombang juga sudah mendapat video tersebut.  

Ketua Ketua Komisi D DPRD Jombang, Mulyani Puspita Dewi, yang sudah menyaksikan video tersebut, menyatakan hasil penelusuran pihaknya, kuat dugaan lokasi pesantren tersebut di Kabupaten Jombang.

Terhadap isi video, Dewi tegas menyatakan sangat menyayangkan terjadinya tindak kekerasan terhadap santri yang diduga melakukan pelanggaran aturan internal tersebut.

"Jika melihat videonya, perbuatan (kekerasan) yang tidak baik. Jika pemukulan itu merupakan hukuman untuk menimbulkan efek jera, bisa dalam bentuk lain, misalnya mengepel lantai,” kata Dewi, Sabtu (6/12/2014).

Dewi menyatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Polres Jombang untuk menindaklanjuti kasus ini, karena berdasarkan penelusuran anggota Komisi D, itu terjadi di sebuah pondok pesantren di Jombang. Dewi berharap polisi mengusut tunttas kasus ini.

“Pengakuan pihak pondok, video itu rekaman 2011. Tapi bagi Komisi D, rekaman tahun 2011 atau 2014, tetap harus diusut, karena ada faktanya. Saya juga minta apakah pesantren tersebut sudah ada legitimasinya secara formal atau belum,” kata wakil rakyat dari Partai Demokrat tersebut.

Video berdurasi 5 menit 21 detik dengan format 3gp itu itu sendiri tampak sejumlah orang yang diduga pengurus pondok pesantren mengikat tiga orang santri di sebuah pohon dengan kondisi mata ditutup.

Salah seorang berpeci berbicara di depan puluhan santri, memerintahkan beberapa santri mencambuki tiga santri yang terikat tersebut dengan menggunakan dua buah rotan.

Satu per satu dari beberapa santri mendekati ketiga santri yang terikat di pohon.

Sembari mengucapkan kalimat ‘bismillahi Allah Akbar’, mereka dengan semagat memukulkan dua batang rotan itu ke punggung tiga santri yang terikat.

Masing-masing santri mengayunkan lima kali pukulan. ‘Prosesi’ baru dihentikan ketika masing-masing santri yang terikat di pohon itu sudah dicambuk 35 kali.

Mulyani Puspita Dewi berani menduga kuat video tersebut berasal dari salah satu pesantren di Jombang, karena ada konstituen dari salah satu anggota Komisi D memastikan peristiwa itu berlokasi di pondok bersangkutan.

Namun demikian, Dewi belum berani memastikan 100 persen pondok mana yang menerapkan hukum cambuk bagi santrinya itu.

"Karena selain masih menunggu laporan lanjutan dari masyarakat, juga lebih merupakan wilayah polisi," ungkap Dewi, didampingi 3 anggota Komisi D lainnya.(uto)

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas