Hujan Tiba, Pantai di Bali Penuh Sampah, Puluhan Sukarelawan Terjun
"Supaya pantainya bersih dan kita nyaman mandinya," ujar Aris dari SMKN 2 Singaraja selaku sukarelawan.
TRIBUNNEWS.COM,DENPASAR - Menjelang penghujung tahun 2014, 'Komunitas Bali Bersih' kembali mengadakan kegiatan bersih lingkungan terakhir menutup tahun "BaliCleanup Last Episode.
Kali ini kegiatan diadakan di utara Bali, yaitu Pantai Camplung Asri di Kelurahan Banyuasri, Singaraja, Kabupaten Buleleng.
Pantai Camplung Asri merupakan salah satu obyek wisata yang sering dikunjungi di Singaraja.
Namun sayang, lokasi pantai tidak terjaga keasriannya dibuktikan dengan masih banyaknya sampah berserakan di pantai.
Kegiatan #BaliCleanup Last Episode bekerjasama dengan berbagai komunitas peduli lingkungan yaitu Manik Bumi Foundation, Soul Surf Bali, dan Bali Treetop Adventure Park.
Masih mengemban semangat yang sama yaitu untuk menyebarkan kepedulian terhadap lingkungan, terutama sampah.
Kurang lebih sejumlah 175 sukarelawan turut berpartisipasi. Mereka berasal dari SMAN 1 Singaraja, SMKN 1 Sukasada, SMKN 2 Singaraja, PPLP Pan Sophia College Singaraja, Buleleng Community, Komunitas Backpacker Indonesia Denpasar, dan Komunitas Soblek Singaraja.
"Supaya pantainya bersih dan kita nyaman mandinya," ujar Aris dari SMKN 2 Singaraja selaku sukarelawan.
Menurut Aris, kesadaran pengunjung belum tinggi (untuk tidak membuang sampah sembarangan).
Diperlengkapi karung beras bekas, para sukarelawan menyisir Pantai Camplung selama kurang lebih 1.5 jam.
Mereka bahu-membahu mengumpulkan sampah non organik seperti plastik bungkus makanan, minuman, pakaian, karung bekas, popok bayi sekali pakai, alas kaki dan styrofoam.
Sampah plastik tentu saja paling banyak terdapat di pantai. Seperti biasa, target utama cleanup adalah sampah plastik karena sampah inilah yang paling sulit dan lama terurai.
Sampah ini kemudian dikumpulkan ke Tempat Pembuangan Akhir Bengkala, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng.
"Imbauan kami untuk mengurangi sampah bukan semata-mata untuk alasan kebersihan, tapi juga alasan kesehatan. Sampah plastik yang kita buang sembarangan, tanpa kita ketahui akan ‘dikembalikan’ kepada kita lagi ketika kita memakan ikan, nasi, dll.,” ujar jelas Dani Aristya, Ketua Komunitas Bali Bersih.