Tewas Tertimpa POhon, Ika Ariyanti Putri, Anak Semata Wayang itu Juara Kelas
“Maklum ya Mbak, saya ini kan gak pernah kuliah, jadi gak tahu cara masuk perguruan tinggi,”aku Saiful saat ditemui di rumah duka, Jalan Kalijudan XII
TRIBUNNEWS.COM,SURABAYA - Kematian Ika Arianti Putri, Pelajar SMAN 6 akibat tertimpa pohon di parkiran motor Plaza Surabaya meninggalkan duka mendalam bagi keluarga.
Putri tunggal pasangan Mohammad Saiful. (42) dan Endang Biastutik (37) ini sudah digadang-gadang bisa masuk perguruan tinggi negeri, seperti cita-citanya.
Empat hari lalu, Muhammad Saiful memberanikan diri menemui guru wali kelas Ika di rumahnya.
Tujuannya menanyakan cara masuk perguruan tinggi negeri untuk anak semata wayangnya.
“Maklum ya Mbak, saya ini kan gak pernah kuliah, jadi gak tahu cara masuk perguruan tinggi,”aku Saiful saat ditemui di rumah duka, Jalan Kalijudan XIII/30 Surabaya, Rabu (10/12/2014).
Saat itu guru wali kelas Ika ingin melihat dulu raport Ika untuk melihat peluangnya masuk PTN dari jalur SNMPTN.
“Walaupun kami tidak punya tabungan di bank. Tapi kami akan berusaha agar Ika bisa kuliah di Akuntasi Unair seperti cita-citanya. Tetapi kenyataan berkata lain. Dia sudah dipanggil Yang Maha Kuasa,”kata pegawai pabrik di daerah Waru, Sidoarjo.
Diakui Saiful, semangatnya untuk menyekolahkan Ika karena gadis 17 tahun ini memiliki prestasi gemilang mulai dari SD hingga SMA.
Bahkan nilai ujian nasional SMP-nya dulu mendekati sempurna (38,95) dengan nilai matematika 10.
Setelah tiga tahun belajar di SMAN 6, Ika kerap meraih ranking pertama. Bahkan saat ini pun dia masuk di jurusan IPA kategori A yang dikhususkan untuk siswa pandai.
“Beberapa hari lalu dia juga bilang nilainya bagus, Fisika dapat 100,” aku pria kelahiran Sidoarjo.
Atas prestasi akademiknya, Ika pernah diminta gurunya ikut membantu mengajar di les privatnya. Tetapi karena kesibukan sekolahnya, permintaan itu belum bisa dipenuhi gadis kelahiran 28 April 1997.
“Kalau mengingat itu, rasanya sedih sekali. Apalagi dia anak baik, penurut dan rajin,”akunya.
Kabar kematian Ika baru diterima Saiful sekitar pukul 18.00 WIB, sekitar 3,5 jam setelah kejadian.
“Sebelumnya ada telepon dari istri ke ponsel saya. Tetapi tidak saya hiraukan karena rapat. Baru setelah maghrib ada security mendatanginya dan mengabarkan ada keluarga yang kecelakaan,”katanya.
Saat itu pun Saiful tidak menduga kalau kecelakaan itu menimpa anak gadisnya. Dia baru tahu ketika menelepon balik istrinya.
“Saya sangat sedih, sedih sekali,”kata Saiful sambil meneteskan air.