Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pasien Enggan Pulang, RSEP Kediri Over Kapasitas

"Kasus terbanyak keluarganya banyak enggan menerima lagi. Padahal kondisi penderita 80 persen sudah banyak yang pulih," ungkap Wignyo,

zoom-in Pasien Enggan Pulang, RSEP Kediri  Over Kapasitas
surya/Didik Mashudi
Dibina - Penderita eks psikotik yang dirawat di RSEP Butuh dilatih ketrampilan bertani dan membuat batako, Senin (15/12/2014). 

TRIBUNNEWS.COM,KEDIRI - Puluhan warga binaan eks penderita psikotik yang dirawat di Rumah Sakit Eks Psikotik (RSEP) Butuh, Kabupaten Kedir, Jawa Timur ternyata banyak yang enggan dipulangkan.

Sebaian besar keluarga penderita sudah tidak mengurusinya lagi.

"Kasus terbanyak keluarganya banyak enggan menerima lagi. Padahal kondisi penderita 80 persen sudah banyak yang pulih," ungkap Wignyo, Kasi Pelayanan Sosial Rumah Sakit Eks Psikotik (RSEP) Butuh kepada Surya Online(Tribunnews.com Network), Senin (15/12/2014).

Dijelaskan Wignyo, dari kapasitas tempat perawatan, RSEP Butuh hanya mampu menampung sekitar 200 pasien.

Namun saat ini pasien yang masih menjalani perawatan mencapai 221 pasien.

Para pasien ini merupakan kiriman dari rumah sakit jiwa dan klinik rawat jiwa dari seluruh Jatim.

"Mestinya tempat kami hanya merawat paling lama dua bulan, kemudian dipulangkan ke rumahnya. Tapi ada pasien yang sudah tiga bulan belum dijemput keluarganya," jelasnya.

Berita Rekomendasi

Ratusan pasien ini tidak hanya dari berbagai daerah di Jatim tapi ada yang berasal dari Bali, Medan, NTB dan Sulawesi.
Para pasien itu sebelumnya telah menjalani perawatan di RSJ Lawang dan Menur- Surabaya serta klinik rawat jiwa.

Beberapa di antaranya merupakan penderita gangguan kejiwaan yang sempat dipasung keluarganya.

"Dari 221 pasien yang  kami rawat, 40 di antaranya merupakan penderita eks pasung. Sedangkan sisanya pasien gangguan jiwa lainnya," tambahnya.

Jika keluarganya tidak ada yang segera menjemput, pihak rumah sakit yang terpaksa mendatangi keluarganya. Sedangkan proses penyerahannya dilakukan melalui perangkat desa.

"Sudah banyak yang kami pulangkan melalui perangkat desa," jelasnya.

Mayoritas penderita gangguan jiwa yang dirawat di RSEP Butuh akibat mengalami problema percintaan, korban perselingkuhan, masalah tekanan ekonomi dan faktor keturunan.

Namun yang terbanyak akibat masalah ekonomi dan percintaan.

"Ada pasien kami yang masih usia pelajar dan mahasiswa dibawa kemarin gara-gara masalah percintaan. Selebihnya faktor tekanan ekonomi dan sebagian kecil lainnya akibat faktor keturunan," tambahnya.

Pasien RSEP Butuh secara periodik didatangi dokter spesialis jiwa dari RSJ Lawang. Sedangkan dokter umum ditangani dari tenaga medis rumah sakit dibantu perawat jiwa.(dim)

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas