Warga yang Mau Belanja Dibujuk Main Judi Swing Sampai Uangnya Ludes
Memainkan judi ketangkasan menggunakan dua kartu yang dikenal judi swing yang dilakukan komplotan orang di Pasar Inpres Kota Ruteng,
Editor: Budi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM.RUTENG -- Memainkan judi ketangkasan menggunakan dua kartu yang dikenal judi swing yang dilakukan komplotan orang di Pasar Inpres Kota Ruteng, telah menjerumuskan warga masyarakat Manggarai yang datang dari kampung-kampung. Warga yang hendak belanja dibujuk mengadu keberuntungan mendapatkan banyak uang sampai uangnya habis.
Sepak terjang kawanan judi itu dijaring polisi yang menggelar operasi penyakit masyarakat (Pekat), Jumat (12/12/2014). Polisi menangkap dan menahan Ladislaus Tandong (40), dan Antonius Erasmus Dermawan (17) dari pasar. Koordinator kawanan judi yang teridentifikasi bernama Rikus, menjadi daftar pencarian orang (DPO).
"Target komplotan yang memainkan judi swing ini orang kampung yang dilihatnya masih lugu dan mudah ditipu. Kalau korban tidak mau main, akan diintimidasi atau diancam supaya mengikuti keinginan pelaku," terang Kasat Reskrim Polres Manggarai, Iptu Edy, S.H, M.H mewakili Kapolres Manggarai, AKBP M Ischaq Said, S.H, Minggu siang (14/12/2014).
Pada waktu penangkapan dilakukan, kata Edy, seorang korban yang hendak belanja di pasar membawa uang Rp 1 juta. Korban dibujuk main dengan iming-iming memperoleh banyak untung.
Bila korbannya tidak mau bermain, lanjut Edy, akan dipaksa. Pada saat korban sudah mulai bermain, korban dikerumuni oleh teman-teman pelaku agar korban tidak berhenti sebelum uang yang dibawanya habis.
"Kejadiannya sudah sering berlangsung, tetapi pedagang di pasar takut melapor. Mereka juga diancam oleh para pelaku yang jumlahnya sampai 10 orang," kata Edy.
Komplotan penjudi itu memiliki peran yang berbeda. Ada yang bertugas memantau petugas, ada yang mencari mangsa bahkan ada yang pura-pura ikut main.
Umumnya, korban tidak pernah menang. Justru uang mereka akan dikuras habis. "Target mereka orang dari kampung yang datang ke kota menjual hasil bumi. Mereka jarang datang ke kota, sehingga tidak tahu dengan sepak terjang pelaku. Korban dicari oleh kawanan sindikat ini diajak main dengan iming-iming dapat uang banyak," kata Edy.
"Trik-trik yang digunakan mengelabui korbannya cukup efektif. Mereka tahu membujuk korban dan meluluhkan hatinya. Bahkan, kadang diintimidasi dan diancam," kata Edy. (ius