Ingin Tahu Kasus Perbatasan Lumbis Ogong, Presiden Malah ke Sebatik
Meskipun ingin mengetahui persoalan di Kecamatan Lumbis Ogong, dalam kunjungannya ke Kabupaten Nunukan, Presiden justru mengunjungi Sebatik
Editor: Sugiyarto
Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Niko Ruru
TRIBUNNEWS.COM, NUNUKAN- Presiden Joko Widodo mengaku belum mengetahui secara detil persoalan Outstanding Boundary Problem (OBP) di Sigmen Sungai Sumantipal dan Sungai Sinapad, Kecamatan Lumbis Ogong.
“Saya belum secara detil. Oleh sebab itu saya ke perbatasan ingin mengerti detilnya seperti apa? Nanti sudah komplit semuanya, baik keinginan, suara-suaranya yang dari bawah saya memutuskan,” ujarnya, menjawab pertanyaan TRIBUNKALTIM.CO, Selasa (16/12/2014) di Bandar Udara, Nunukan.
Meskipun ingin mengetahui persoalan yang terjadi di Kecamatan Lumbis Ogong, dalam kunjungannya ke Kabupaten Nunukan, Presiden justru mengunjungi Pulau Sebatik dan Pulau Nunukan. Bukan Kecamatan Lumbis Ogong, yang hingga kini perbatasan daratnya masih bermasalah.
Anggota DPRD Kabupaten Nunukan, Karel Sompoton sebelumnya mengungkapkan, OBP Sigmen Sumantipal kondisinya sangat riskan. Dari lima Sigmen OBP di Kalimantan, 3 sigmen berada di Kecamatan Lumbis Ogong.
Luasan wilayah yang masih belum jelas batasnya itu mencapai 20 kali lipat Pulau Sebatik. Hal ini berarti potensi probabilitas lepas dari Republik Indonesia sangat tinggi.
Dari kunjungannya ke Pulau Sebatik, Joko Widodo menilai ada sejumlah persoalan yang harus dibenahi di kawasan perbatasan. Terutama berkaitan dengan kepastian tapal batas.
“Kedua juga pos-pos kita harus diperbaiki total. Ini menyangkut masalah kebanggaan,” ujarnya.
Sementara persoalan ketiga, perlu memberikan perhatian khusus kepada masyarakat yang berada di perbatasan. Hal ini supaya mereka tidak membandingkan kondisi di Indonesia dengan negara tetangga.
“Memang harus diberikan perhatian khusus . Supaya tidak membandingkan dan kita merasa inferior, tidak boleh,” ujarnya.