Toflani Trauma Takut Tinggal di Desa Sampang
Toflani mengaku tidak tahu lagi bagaimana nasibnya setelah rumahnya ambruk.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, BANJARNEGARA - Toflani merupakan warga asli Desa Sampang, makanya seluruh keluarga besarnya tinggal di lima rumah yang berada di desa setempat. Namun, setelah bencana longsor yang terjadi Jumat (12/12/2014) lalu, kelima rumah yang ditinggali keluarga besarnya itu kini luluh lantah diterjang longsoran tanah.
Disisi lain, Toflani mengaku tidak tahu lagi bagaimana nasibnya setelah rumahnya ambruk.
"Saya nggak tahu lagi mau tinggal dimana, untuk sementara waktu saya tinggal di sini saja (pengungsian)," keluh Toflani.
Dia berharap, setelah proses evakuasi korban selesai pemerintah membantu para korban longsor yang rumahnya tertimbun longsor supaya direlokasi.
"Saya harap Pemerintah peduli kepada korban longsor seperti kami ini, mudah-mudahan nanti setelah selesai evakuasi kami segera direlokasi. Namun, terus terang saya tidak bersedia lagi tinggal di lokasi rumah saya dulu. Saya takut, trauma juga tinggal disana," ungkapnya.
Sementara itu data dari Posko induk korban longsor, menyatakan jumlah korban meninggal dunia hingga Senin (15/12/2014) malam mencapai 51 orang terdiri dari 35 laki-laki dan 16 perempuan. Setelah sehari sebelumnya korban meninggal sebanyak 39 orang. Jadi Senin (15/12/2014) Tim Gabungan berhasil mengevakuasi 12 jenazah di lokasi longsor.
Akibat cuaca buruk seperti hujan deras yang disertai angin, Tim Gabungan yang terus bekerja melakukan evakuasi di lokasi longsor terpaksa dihentikan sejak pukul 14.00. Sedangkan jumlah total pengungsian hingga kini mencapai 700 an orang yang tersebar di 12 titik pengungsian.