Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Hati-hati, Biro Perjalanan Wisata Abal-abal

“Saya dijanjikan berangkat pada 20 November. Tetapi, satu minggu sebelum berangkat tidak ada kabar dari agen travel itu. Biasanya, satu minggu sebelum

zoom-in Hati-hati, Biro Perjalanan Wisata Abal-abal
TRIBUN TIMUR /SANOVRA JR
Warga menikmati liburan di Wahana waterboom Bugis Waterpark, Makassar, Sulsel, Kamis (31/7/2014). Liburan Hari Raya Idul Fitri digunakan sebagian besar warga Makassar untuk mengunjungi sejumlah tempat wisata. (TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR) 

TRIBUNNEWS.COM, MALANG – Besarnya minat masyarakat untuk berwisata membuat bisnis biro perjalanan wisata (travel) tumbuh subur di Kota Malang.

Data dari Dinas Pariwisata Kota Malang, mencatat, selama setahun ini, jumlah pelaku bisnis biro perjalanan wisata di Kota Malang meningkat hingga 50 persen.

Pada 2013, jumlah biro perjalanan wisata di Kota Malang masih sekitar 80 agen travel.

Jumlah itu terus berkembang dan sekarang (2014) mencapai 128 agen travel.

Sayang, perkembangan bisnis ini tidak dibarengi dengan pengawasan yang ketat dari pemerintah daerah setempat.

Peluang bisnis ini pun akhirnya dimanfaatkan oleh beberapa oknum untuk ajang tipu-tipu.

Mereka sengaja membuat biro perjalanan yang tidak kredibel alias awu-awu, hanya semata-mata untuk mengeruk keuntungan pribadi.

Berita Rekomendasi

Maka dari itu, masyarakat yang hobi berwisata, baik di dalam maupun di luar negeri harus benar-benar jeli memilih agen travel jika tidak ingin tertipu.

Seperti yang dialami seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Pemkot Malang, sebut saja Erma (samaran). Erma menjadi korban penipuan yang dilakukan biro perjalanan wisata.

Erma berencana ikut paket liburan ke Bangkok lewat Agen Travel Happy Tour yang beralamatkan di Jl Kupang Indah X No 37 Surabaya.

Angen travel itu menawarkan paket murah berwisata ke Bangkok hanya dengan membayar Rp 3 juta. Erma pun tertarik untuk mengikuti wisata ke Bangkok.

Karena, selain murah, pembayarannya juga bisa diangsur. Awalnya, Erma disuruh membayar muka Rp 1,5 juta dengan cara transfer melalui bank pada Agustus lalu. Sisanya, Rp 1,5 juta dilunasi satu bulan sebelum berangkat.

“Saya dijanjikan berangkat pada 20 November. Tetapi, satu minggu sebelum berangkat tidak ada kabar dari agen travel itu. Biasanya, satu minggu sebelum berangkat ada kabar soal booking pesawat,” katanya.

Merasa jadi korban penipuan, Erma berusaha melaporkan kasus itu ke Polsek yang membawahil wilayah alamat agen travel itu di Surabaya. Tetapi pihak Polsek meminta agar Erma melaporkan kasus itu ke Polres Malang Kota.

Halaman
12
Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas