Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Duabelas Kecamatan di Banjarnegara Rawan Longsor

Sebanyak 12 kecamatan dari 20 kecamatan di Kabupaten Banjarnegara masuk daerah zona merah atau rawan longsor.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Duabelas Kecamatan di Banjarnegara Rawan Longsor
Dompet Dhuafa
Saat membawa jenazah korban longsor di Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kabupaten Banjarnegara, relawan pun harus berjuang menaklukkan derasnya air sungai 

Laporan Wartawan Tribun Jateng, Fajar Eko Nugroho

TRIBUNNEWS.COM, BANJARNEGARA - Sebanyak 12 kecamatan dari 20 kecamatan di Kabupaten Banjarnegara masuk daerah zona merah atau rawan longsor. Sebab, wilayahnya berbukit-bukit dan tanah yang bergerak.

"Memang wilayah Banjarnegara hampir 70 persen wilayahnya merupakan daerah rawan longsor. Sehingga, siapa saja yang tinggal disini harus selalu waspada," ujar Wakil Bupati Banjarnegara Hadi Supeno, Jumat (19/12/2014).

Selain itu, kata dia, berbagai ruas jalan provinsi ataupun kabupaten yang menuju ke Kecamatan Karangkobar juga terdapat belasan titik longsoran tanah hingga menutupi separuh jalan. Bahkan, di sejumlah titik aspal jalan yang amblas.

"Kemarin Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) sudah menyiapkan Rancangan Anggaran Kerja (RAK) yang diambil dari anggaran tahun 2014 untuk tanggap darurat bencana," ungkapnya.

Dia mengakui, akses jalan provinsi di Desa Sampang yang menghubungkan Kabupaten Pekalongan-Kabupaten Banjarnegara rawan longsor dan tidak ada jalan alternatif yang lain. Sehingga, akses jalan ini merupakan jalur utama.

"Musim hujan seperti saat ini, memang di jalur provinsi di Desa Sampang rawan longsor. Pak Bupati juga sering kali meminta untuk pengalihan jalur agar tidak melewati jalur sini. Tapi ujung-ujungnya sama saja tetap lewat atas dan daerahnya juga rawan longsor," papar dia.

Berita Rekomendasi

Menurut dia, guna mengantisipasi banyaknya ruas-ruas jalan yang rawan longsor, para ilmuwan lah yang harus mencari model konstruksi yang sesuai dengan karakter tanah yang bergerak.

"Sekarang kita tunggu peran para ilmuwan untuk menentukan konstruksi yang seperti apa yang pas dengan konstruksi tanah," ungkapnya.

Saat disinggung masih banyak titik yang belum terpasang alat pendeteksi dini (Elearing Warning System) pada daerah rawan longsor, kata Hadi, akibat seluruh daerah di Banjarnegara rawan longsor.

"Kenapa kita tidak pasang alat pendeteksi dini pada daerah rawan longsor, sebab di sini hampir semuanya daerah rawan longsor dan tanahnya bergerak. Kalau ada alat pendeteksi dini sederhana yang perawatan mudah dan tidak terlalu mahal, kita siap pasang di seluruh titik daerah rawan longsor," papar dia.

Tags:
Sumber: Tribun Jateng
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas