Kapaten Kapal Bahari Maju Melihat Pesawat Terbang Rendah di Pulau Lingga
Feriawan sempat melihat keberadaan pesawat yang mirip dengan pesawat Air Asia QZ8501 terbang rendah di seputar timur Pulau Lingga perairan Riau
Editor: Sugiyarto
Laporan wartawan Bangka Pos, Zulkodri
TRIBUNNEWS.COM, BANGKA -- Sebelum adanya insiden hilangnya kapal Air Asia QZ8501, Minggu ( 28/12/2014) pagi. Dihari yang sama Salah satu Kapten Kapal Bahari Maju, Fariawan yang berlayar dari Batam menuju Pelabuhan Pangkalbalam Pangkalpinang mengaku sempat melihat keberadaan pesawat yang mirip dengan pesawat Air Asia QZ8501 terbang rendah di seputar timur Pulau Lingga perairan Riau sekitar pukul 07.35-07.40 WIB.
Hal itu, semakin diperkuat ketika dirinya melakukan perhitungan dari titik koordinat awal saat pesawat hilang kontak.
"Saat saya sampai di Pangkalpinang. Saya dengar ada berita itu. Saat saya hitung, kemungkinan besar pesawat jatuhnya bukan di perairan Belitung tetapi di perairan Lingga Kabupaten Riau," ujarnya saat dihubungi bangkapos.com, Senin (29/12/2014) malam.
Diceritakan Fariawan, seperti biasa dirinya berlayar dari Batam menuju Ke Pangkalpinang. Sekitar pukul 04.00- 08.00 WIB, dirinya bertugas jaga.
Saat itulah sekitar pukul 07.40 WIB dirinya melihat pesawat besar bewarna merah terbang rendah dengan ketinggian 2000 kaki.
" Saat itu haluan kapal 130 posisi di 10 mil sebelah timur pulau Lingga, pandangan visual saya dari lambung kiri depan dari sebelah samping kanan kapal terlihat ada pesawat bewarna merah terbang rendah. Kalau posisi perairan dihitung dari Pulau Tujuh sekitar 80 mil, kalau dari Pangkalbalam sekitar 115 mil," ujarnya.
Diakui Fariawan saat itu, dirinya menganggap hal biasa, namun ketika sampai di Pangkalpinang, baru dirinya mengetahui melalui berita bahwa ada pesawat Air Asia hilang kontak.
Kemudian dari titik hilang kontak itulah dirinya memperkirakan pesawat bewarna merah itu, kemungkinan pesawat Air Asia yang hilang.
"Dari titik hilang kontak terakhir, dari perhitungan jarak visual kecepatan pesawat saat itu, sekitar 700 mil. Perhitungan saya kalau jatuh, diperkirakan 30-40 mil di perairan Pulau lingga Riau. Kalau diberita saya lihat kecepatan angin mencapai 20 Knot, jadi apabila pesawat dengan kecepatan 800 mil maka maksimal 768 per hour," ucapnya.
Disaat musim barat seperti ini, kalau benar pesawat jatuh di perairan Pulau Lingga, maka lanjut Fariawan diperkirakan serpihan peswat kemungkinan besar akan hanyut ke perairan Pulau Bangka bukan Belitung.
" Kalau melihat ombak dan arus di musim barat ini, kemungkinan hanyutnya ke pulau Bangka. Satu dua hari ini, kemungkinan besar di perairan Basel," imbuhnya.