Pemuka Agama Berkumpul Doakan Jenazah Usai Dimasukkan dalam Peti
Sedikitnya 165 peti mati terhiasi bunga berjejeran rapi sekitar 10 meter dari pintu masuk kamar jenazah di Rumah Sakit Sultan Imanuddin, Pangkalan Bun
Penulis: Rahmat Patutie
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rahmat Patutie
TRIBUNNEWS.COM, PANGKALAN BUN - Sedikitnya 165 peti mati terhiasi bunga berjejeran rapi sekitar 10 meter dari pintu masuk kamar jenazah di Rumah Sakit Sultan Imanuddin, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.
Ratusan peti jenazah warna putih ini disiapkan Pemerintah Daerah bagi jenazah korban penumpang insiden pesawat AirAsia QZ8501, yang berhasil di evakuasi dari perairan Selat Karimata.
Para pemuka agama berkumpul mendoakan jenazah sesaat selesai dipetikan.
"Sesudah dimasukkan peti, kami berdoa seusai keyakinan masing-masing kepada korban. Ada yang Islam, dan Kristen, dan agama yang lain kami doakan semua," kata pemuka agama Haji Soleh Anshori, di lokasi, Jumat (2/1/2015).
Pendeta Teras Moses dari Kerohanian Kristen Pangkalan Bun mengatakan, pihaknya tergabung dari demoninasi gereja Pangkalan Bun, turut mendoakan supaya proses pengantaran jenazah ke Surabaya sampai dengan selamat.
"Kami juga mendoakan, supaya keluarga diberikan penghiburan dan kekuatan," kata Teras.
Pantauan di lokasi, tak sedikit terlihat dokter maupun petugas RS yang berlalu lalang menangani jenazah korban maupun pasien lainnya.
Mulai dari pintu masuk rumah sakit pun sudah terlihat sejumlah orang berseragam Palang Merah Indonesia (PMI) membantu membawa jenazah menggunakan kereta dorong menuju kamar mayat.
Tiga aparat kepolisian nampak berjaga-jaga tepat di depan pintu masuk pintu kamar jenazah yang tertutup rapat.
Setiap korban yang berhasil ditemukan selalu diidentifikasi sementara di rumah sakit yang terletak di tengah Kotawaringin Barat ini.
Pagi tadi saja, dua jenazah yang diambil dari Kapal Republik Indonesia (KRI) Yos Sudarso dan dari KRI Barunajaya telah tiba rumah sakit itu untuk disimpan sementara.
Hingga kini ini sudah 10 jenazah yang dievakuasi dari perairan Selat Karimata. Depalan di antaranya secara terpisah sudah dibawa lebih dulu ke Surabaya untuk identifikasi lanjutan.