Jenazah Kevin Dikremasi Tanpa Menunggu Keluarga Lainnya
Beberapa teman Kevin berinisiatif mengambil beberapa isi dompet seperti foto Kevin.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, MALANG - Dari tiga jenazah penumpang AirAsia QZ8501 yang Jumat (2/1/2015) kemarin berhasil teridentifikasi, satu di antaranya adalah Kevin Alexander Soecipto, warga Kota Malang. Alumni SMA St Albertus Kota Malang atau yang biasa disebut SMA Dempo ini teridentifikasi dari sidik jari dan giginya.
Begitu teridentifikasi, jenazah Kevin langsung diserahkan kepada keluarga dan dikirim ke rumah masing-masing pada Jumat sore. Sesampainya di Kota Malang jenazah Kevin langsung disemayamkan di Rumah Persemayaman Gotong Royong. Sedangkan kremasi rencananya akan dilaksanakan Minggu (4/1/2015) besok.
Berdasar tulisan di papan pengumuman yang ada di ruang blok D tempat jenazah disemayamkan, Kevin bakal diperabukan di Sentong Lawang pukul 08.30 WIB. Rencana kremasi itu juga dibenarkan Soejono, kakak tertua dari ayah Kevin. Soejono menyebut jenazah perlu segera dikremasi.
"Kami dapat pesan dari Polda kalau petinya nggak tahan lama. Rencana Minggu dikremasi di Lawang, tapi nanti kami bicarakan lagi dengan keluarga lain," kata Soejono di Gotong Royong.
Ia menyebut proses kremasi tidak perlu menunggu anggota keluarga Kevin yang lain yang juga jadi korban, yang hingga kini belum ditemukan.
Terpisah, kemarin pihak pengawal jenazah juga menyerahkan barang perlengkapan milik Kevin yang ditemukan, kepada perwakilan keluarga. Penyerahan berita acara dan perlengkapan milik Kevin sempat diwarnai tarik ulur karena barang-barang itu turut dimasukkan dalam peti.
Berdasarkan berita acara, tercatat beberapa barang milik Kevin yang terdaftar. Barang-barang itu yakni dompet, iPhone warna putih, dan jam Rolex warna silver. Di dalam dompet berisi beberapa kartu identitas termasuk KTP, beberapa kartu debet serta kartu kredit dan kartu asuransi. Ada juga uang pecahan Rp 100.000, Rp 50.000, dan Rp 10.000 dengan total nilai Rp 1.320.000.
Pihak keluarga, dalam hal ini paman Kevin, Soejono, sempat ragu-ragu ketika pihak Pemkot Malang yang mengawal jenazah menawarkan untuk mengambilkan barang-barang Kevin dalam peti.
"Sudahlah biarkan saja, biar ikut dibawa ke surga," ujar Soejono.
Tapi dia melunak ketika pihak persemayaman juga berencana membuka peti untuk sedikit memberi perawatan pada jenazah. Dengan didampingi petugas pemkot, polisi, anggota TNI, dan perwakilan AirAsia, Soejono akhirnya mau menyaksikan barang yang terbungkus dalam plastik warna biru.
Setelah memastikan semua barang sesuai daftar, Soejono lalu mempersilakan kerabat-kerabat dan teman Kevin yang ingin mengambil barang.
Beberapa teman Kevin berinisiatif mengambil beberapa isi dompet seperti foto Kevin.
"Iya saya mau simpan foto-foto untuk kenangan," ujar seorang teman perempuan Kevin yang memungut beberapa foto.
"Silakan uangnya diambil juga, bisa untuk disumbangkan ke yatim piatu," ujar Soejono.
Kejadian yang dialami Kevin dan keluarganya dalam kecelakaan AirAsia QZ8501 ternyata masih dirahasiakan bagi oma atau neneknya. Oma Kevin yang tinggal di Malang bahkan masih mencari Kevin untuk merayakan ulang tahun pemuda itu.
Tante Kevin, Rita Handayani mengatakan Oma Kevin berniat merayakan ulang tahun Kevin secara sederhana.
"Omanya mau belikan nasi kuning satu tampah, tapi saya larang. Saya bilang tidak ada yang makan," ujar Rita di rumah persemayaman Gotong Royong.
Tapi rupanya Oma Kevin sudah mendapat firasat.
"Oma bilang, aku iki dibohongi. Katanya mereka pergi ke Bali, tapi aku dibohongi," ujar Rita menirukan Oma Kevin yang sudah berusia lebih dari 90 tahun. (rey)