BI: Jumlah Tabungan BPR Sulut Turun 1,51%
Simpanan jenis tabungan di Bank Perkreditan Rakyat (BPR) provinsi tersebut hingga akhir triwulan IV 2014 mengalami penurunan tipis
Editor: Budi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM.MANADO. Kepala Kantor Bank Indonesia (BI) Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) Luctor Tapiheru mengatakan, simpanan jenis tabungan di Bank Perkreditan Rakyat (BPR) provinsi tersebut hingga akhir triwulan IV 2014 mengalami penurunan tipis.
"Hingga September 2014, simpanan jenis tabungan BPR Sulut mencapai Rp 125,39 miliar atau turun 1,51% dibandingkan dengan posisi yang sama tahun sebelumnya Rp 127,30 miliar," kata Luctor di Manado, Selasa.
Luctor mengatakan, jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya juga mengalami penurunan sebesar 1,68% dari Rp 127,53 miliar pada Agustus 2014 menjadi Rp 125,39 miliar pada September 2014.
katanya, jika dibandingkan dengan simpanan jenis deposito kontribusi simpanan tabungan hanya sebesar 17,77% dari keseluruhan Dana Pihak Ketiga (DPK) di September 2014.
"Namun BI terus mendorong BPR untuk lebih lagi berinovasi sehingga penghimpunan dana masyarakat semakin meningkat," kata Luctor.
Katanya, ada begitu banyak masyarakat belum disentuh bank umum, ini menjadi bagian dari BPR yang masuk ke pedesaan sehingga mereka mengenal dunia perbankan yang mampu memberikan kemudahan dan kenyamanan dalam mengelolah dana.
Untuk jenis deposito BPR Sulut memang sharenya paling besar yakni 82,23% dari keseluruhan DPK di BPR Sulut.
Hingga September 2014, simpanan deposito mampu mencapai Rp 580,33 miliar atau tumbuh 0,99% jika dibandingkan tahun sebelumnya hanya Rp 574,66 miliar.
Sejak awal BPR dibentuk untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, penumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak.
Katanya, BPR melayani kebutuhan petani, peternak, nelayan, pedagang, pengusaha kecil, pegawai, dan pensiunan, karena sasaran ini belum dapat terjangkau oleh bank umum.
Kehadiran BPR untuk mewujudkan pemerataan layanan perbankan, pemerataan kesempatan berusaha, pemerataan pendapatan, dan agar mereka tidak jatuh ke tangan para pelepas uang (rentenir dan pengijon), katanya.(KONTAN)