BUMD Riau Gandeng Investor Bangun PLTG Senilai Rp 3 Triliun
PT Perusahaan Daerah Pembangunan Kota Pekanbaru berencana membangun pembangkit listrik tenaga gas atawa PLTG
Editor: Budi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM.JAKARTA. PT Perusahaan Daerah Pembangunan Kota Pekanbaru berencana membangun pembangkit listrik tenaga gas atawa PLTG dengan kapasitas setrum sebesar 420 megawatt (MW) di Tenayan, Pekan Baru, Riau. Perusahaan BUMD ini tak bekerja sendiri. Mereka menggandeng invetor yakni PT Indojaya Nusantara Investama sebagai mitra.
Bukan tanpa maksud PD Pembangunan Kota Pekanbaru menggandeng Indojaya Nusantara. Pasalnya, investor itu yang akan menanggung semua biaya pembangunan proyek senilai Rp 3 triliun. Proyek PLTG ini menempati luasan lahan 10 hektare (ha).
Oleh karena itu pembangunan PLTG Tenayan tak akan merogoh dana anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) Kota Pekanbaru. "Karena kami tidak memiliki dana," terang Presiden Direktur Perusahaan Daerah Pembangunan Kota Pekan Baru Heri Susanto kepada KONTAN, Senin (5/1/2015).
Agar bisa memudahkan jalinan kerjasama, kedua perusahaan ini akan membangun perusahaan patungan bernama PT Sarana Pekanbaru Energi. Pembagian sahamnya, 90% milik Indojaya Nusantara Investama dan sisanya 10% milik oleh PD Pembangunan Kota Pekanbaru.
Heri Susanto sekaligus menjabat sebagai Direktur Sarana Pekanbaru Energi. Saat ini, Sarana Pekanbaru Energi sudah mengajukan izin kepada PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).
Jika PLN memasukan proyek PLTG Tenayan dalam rencana usaha penyediaan tenaga listrik (RUPTL) PLN, proses selanjutnya adalah menentukan kontraktor penggarap proyek itu. Penentuan kontraktor proyek bisa melalui proses lelang atau penunjukan langsung kontraktor engineering, procurement and construction (EPC).
Normalnya, sesuai dengan aturan PLN, proses perizinan memakan waktu tiga sampai empat tahun. Namun, manajemen perusahaan Sarana Pekanbaru Energi berharap perizinan bisa keluar sebelum itu. "Kami berharap ada proses percepatan dalam perizinan sesai dengan semangat pemerintah yang menargetkan percepatan pembangunan pembangkit listrik 35.000 MW dalam lima tahun ke depan," ujar Heri.
Jika perizinan bisa segera kelar, perusahaan itu bisa memulai pembangunan proyek PLTG tahun ini juga. Lantas, tahun 2016 PLTG itu diharapkan sudah beroperasi.
Mengenai sumber gas untuk PLTG Tenayan, Sarana Pekanbaru Energimengandalkan Perusahaan Gas Negara (PGN). Perusahaan patungan itu sudah meneken nota kesepahaman dengan PGN untuk mendapatkan gas sebanyak 40 million standard cubic feet per day (MSSCFD).
Asal tahu saja, PD Pembangunan Kota Pekan Baru membangun proyek PLTG Tenayan demi memenuhi kebutuhan listrik di Provinsi Riau yang tumbuh rata-rata 11% per tahun.
Pertumbuhan permintaan listrik itu tertinggi di wilayah Sumatra karena pertumbuhan ekonomi Riau selalu di atas angka 9%. "Tahun 2015 saja kebutuhan listrik di Riau untuk industri perhotelan, kehutanan dan lain-lain mencapai 70 MW," terang Heri.(KONTAN/ Agustinus Beo Da Costa )