Takut Rusak, Identifikasi Jenazah Tanpa Bahan Kimia
"Kami hanya menggunakan lemari pendingin," kata Anton, Selasa (6/1/2015).
TRIBUNNEWS.COM,SURABAYA - Tim Disaster Victim Identification (DVI) harus hati-hati memeriksa jenazah korban AirAsia QZ8501.
Apalagi kondisi jenazah sudah sulit dikenali secara fisik.
Direktur Eksekutif DVI Nasional, Kombes Pol Anton Castilani menyebutkan tim berupaya menghambat proses pembusukan jenazah.
Tapi tim tidak akan menggunakan bahan kimia untuk menghambat proses pembusukan. Justru bahan kimia dapat merusak sel tubuh.
"Kami hanya menggunakan lemari pendingin," kata Anton, Selasa (6/1/2015).
Saat ini pihaknya masih terus mengumpulkan sampel DNA dari keluarga korban. Sampai hari kedelapan sejak jatuhnya pesawat AirAsia tujuan Singapura tersebut, tim DVI baru mengumpulkan 122 sampel DNA.
Perlu diketahui, ada 162 orang dalam pesawat AirAsia tersebut.
Menurutnya, tim harus memastikan keluarga yang akan diambil sampel DNA-nya adalah orang tua atau anak korban. Mencari keluarga secara vertikal inilah yang tidak mudah.
"Tujuannya untuk memudahkan pencocokan," tambahnya.
Sementara itu, tim DVI dari lima negara sudah bergabung di RS Bhayangkara, yaitu Malaysia, Singapura, Korea Selatan (Korsel), Australia, dan Uni Emirat Arab (UEA).
Menurutnya, kedatangan lima negara ini bukan atas permintaan dari tim DVI pusat atau Polda Jatim.
Justru mereka menawarkan diri ikut membantu idenfikasi korban AirAsia.
"Selama ini kami sudah sering latihan bersama dengan tim DVI negara lain," terang Anton.(m zainuddin)