Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Isu Dukun Santet Masih Menghantui Wilayah Pesisir Selatan Tasikmalaya

Kapolres Tasikmalaya, AKBP Susnandi, yang baru sekitar seminggu bertugas di Tasikmalaya, menemukan adanya isu dukun santet

Editor: Sugiyarto
zoom-in Isu Dukun Santet Masih Menghantui Wilayah Pesisir Selatan Tasikmalaya
net
Ilustrasi Dukun santet 

TRIBUNNEWS.COM, TASIKMALAYA - Kapolres Tasikmalaya, AKBP Susnandi, yang baru sekitar seminggu bertugas di Tasikmalaya, menemukan adanya isu dukun santet yang masih mewarnai kehidupan sehari-hari di wilayah pesisir selatan Kabupaten Tasikmalaya.

Susnandi yang sebelumnya menjadi Kapolres Poso, Sulteng, selama sekitar dua tahun ini, mengingatkan, masalah dukun santet tersebut jangan sampai dibiarkan karena dikhawatirkan akan menjadi kasus yang menjurus ke pelanggaran HAM.

"Semua pihak, mulai dari penegak hukum, pemerintah setempat serta tokoh agama dan tokoh masyarakat, harus bersama-sama menuntaskan masalah ini, agar tidak sampai memunculkan kasus pelanggaran HAM, seperti mengusir warga yang dituding sebagai dukun santet," ujarnya, di Singaparna, Kamis (15/1) petang.

Kasus pengusiran warga yang dituding sebagai dukun santet, ungkap Sunandi, terjadi di Kecamatan Cikalong, belum lama ini. Masyarakat setempat sepakat mengusirnya karena mereka merasa terancam nyawanya karena takut disantet.

"Masalah seperti ini harus diselesaikan secara menyeluruh," ujarnya, seraya menyebutkan, masalah lainnya yang tak pernah padam adalah keberadaan Jemaah Ahmadiyah. Ini juga perlu penyelesaian menyeluruh tanpa ada pihak yang dirugikan.

Meski beberapa kasus sensitif harus dihadapinya selama bertugas di Tasikmalaya ke depan, namun menjawab pertanyaan wartawan, Kapolres secara berseloroh menyatakan kepindahannya ke Tasikmalaya sebagai ajang beristirahat, setelah dua tahun bertugas di daerah "panas" seperti Poso.

"Ya memang konstelasinya beda. Di sini (Tasikmalaya, Red) situasinya jauh lebih aman dan masyarakatnya pun ramah-ramah. Kalau ada masalah cukup dibawa bercanda langsung cair lagi. Kalau di Poso, setiap anggota wajib dibekali senjata, terutama laras panjang," ujarnya, seraya menyebutkan dua anggotanya gugur ditembak selama ia bertugas di Poso.

Berita Rekomendasi

Bahkan, mobil miliknya pun rusak terkena bom yang meledak di Mapolres Poso. "Sebagai kenang-kenangan, mobil itu saya bawa pulang apa adanya sebagai kenang-kenangan selama bertugas di Poso," ungkapnya. (stf)

Sumber: Tribun Jabar
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas