Keluarga Korban Air Asia Berharap Semua Penumpang Ditemukan
"Kami sangat berharap semua korban bisa ditemukan. Dan kami pasrah terhadap kondisi apapun pada keluarga kami itu," jawab Imam Sampurno
TRIBUNNEWS.COM,SURABAYA - Sampai hari ke-19 pencarian, belum sampai separo korban kecelakaan Airasia QZ8501 ditemukan.
Para keluarga korban berharap semua korban kecelakaan tersebut bisa ditemukan. Apapun atau bagaimanapun kondisinya.
Dari 162 korban Airasia sudah ada 50 yang ditemukan. 48 sudah berada di Posko DVI Polda Jatim, sedangka dua korban yang baru ditemukan dijadwalkan datang di Surabaya dari Pangkalan Bun, Kamis (15/1/2015) malam.
Dari jumlah itu, sudah ada 39 korban berhasil dikenali identitasnya oleh Tim DVI Polri dan telah diserahkan ke keluarga korban.
Dengan kondisi yang ada, keluarga para korban mulai pasrah. Seperti yang disampaikan Imam Sampurno (60), warga Probolinggo yang kehilangan empat keluarganya akibat kecelakaan pesawat di Selat Karimata tersebut.
"Kami sangat berharap semua korban bisa ditemukan. Dan kami pasrah terhadap kondisi apapun pada keluarga kami itu," jawab Imam Sampurno saat di Polda Jatim, Kamis siang.
Empat keluarganya yang menjadi korban itu adalah Bobi Sidharta (anak mantu), Dona Indah (anak), serta dua cucunya, Permatasari (16), Caisa Putri (10).
"Apapun bentuknya, mudah-mudahan bisa ditemukan," harapnya.
Imam terus berusaha memonitor perkembangan pencarian korban AirAsia. Selain melalui media massa, dia juga kerap mendatangi Posko Antemortem Polda Jatim.
Mengenai penghentian pencarian korban oleh Basarnas sejak Rabu (14/1) lalu, Imam sudah sependapat dengan Basarnas.
Dia dengan gamblang menyampaikan bahwa operasi pencarian terus belangsung, hanya bentuk operasinya saja yang diturunkan.
"Pencariannya kan terus dilakukan, tapi diganti dengan Operasi Harian," ujarnya.
Disinggung tentang upaya beberapa pihak yang menuntut ke Airasia, Imam mengaku sampai sekarang belum memikirkan hal itu. Dia dan keluarga juga tidak membicakan tentang finansial.
"Dicari dulu, jika sudah ketemu baru memikirkan langkah apa yang harus diambil. Tidak etis, masak keluarga ditukar dengan uang," pungkas Imam.
Anak, menantu, dan dua cucunya itu berangkat ke Singapura Minggu (28/12) lalu dengan tujuan menghabiskan liburan akhir tahun di sana. Boby Sidharta diketahui bekerja sebagai Direktur di perusahaan property dan Dona Indah di bagian keuangan.(ufi)