Beberapa Sumber Air Lereng Merapi Mulai Surut
Beragam aktivitas yang mengganggu ekosistem lereng Merapi khususnya penambangan pasir yang tidak terkendali, dampaknya telah mulai dirasakan
Editor: Budi Prasetyo
Laporan Reporter Tribun Jogja, Hamim Thohari
TRIBUNNEWS.COM JOGJA- Beragam aktivitas yang mengganggu ekosistem lereng Merapi khususnya penambangan pasir yang tidak terkendali, dampaknya telah mulai dirasakan. Berdasarkan keterangan Kepala Resort Cangkringan, Suharyono, debit air di beberapa sumber air di seperti Umbul Maten, Umbul Wadon, dan Umbul Bebeng saat ini debit airnya telah berkurang cukup banyak.
Sebagai petugas penjaga Taman Nasional Gunung Merapi, Suharyono merasa apa yang selama ini dilakukakannya berupa menanam pohon, menjaga vegetasi kawasan Merapi, terasa sia-sia karena perusakan alam dengan cara penambangan terus marak terjadi.
Sementara itu Kepala Balai Taman Nasional Gunung Merapi, Edy Sutiyarto, mengatakan apa yang saat ini terjadi di kawasan Merapi perlu menjadi perhatian semua publik. Jika tidak ada penanganan yang serius dia mengkhawatirkan keberlangsungan kehidupan masyarakat yang menggantungkan hidupnya dari bercocok tanam dan beternak.
"Tidak hanya warga lereng Merapi, masa depan Yogyakarta tergantung konservasi air di wilayah Merapi. Jika saat ini pemerintah tidak bisa diandalkan bagaimana masyarakat bergerak menyikapi permasalahan ini," ujar Edy.
Sebenarnya pemerintah lebih diharapkan kehadiranya dalam masalah ini. Backhoe yang berada di lereng Merapi dan syarat kepentingan tersebut harus segera diselesaikan.
Jika perlu masyarakat yang khususnya berada di Sleman menggunakan kekuatan politiknya menjelang Pemilihan Kepala Daerah. Masayarakat harus berani menyatakan akan memilih calon Kepala Daerah yang peduli lingkungan.(*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.