Diduga Kuat Jenazah Kopilot AirAsia QZ85001, Inilah Tanda-tanda di Seragamnya
Berdasarkan seragam yang dikenakan, satu jenazah diduga kuat kopilot. Ini tanda di seragamnya.
Editor: Agung Budi Santoso
TRIBUNNEWS.COM -Tim Identifikasi Korban Bencana di Surabaya, Jawa Timur, Minggu (8/2), menerima tujuh jenazah penumpang pesawat AirAsia QZ 8501 dari Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Berdasarkan seragam yang dikenakan, satu jenazah diduga kuat kopilot.
”Kami mendapat informasi seperti itu, ada tiga garis dalam pangkatnya. Tetapi, kami akan pastikan ketika sudah ditangani tim DVI (Identifikasi Korban Bencana),” kata Kepala Bidang Humas Polda Jawa Timur Komisaris Besar Awi Setiyono,
kemarin. Pilot memiliki empat garis pada pangkat di bagian pundak dan kopilot memiliki tiga garis.
Pesawat QZ 8501 itu dikemudikan pilot Riyanto, kopilot Remi Emmanuel Plesel (asal Perancis), dan Saiful Rakhmad (flight engineer). Tim DVI belum secara resmi merilis identifikasi pilot dan dua kopilot itu. Hingga kemarin, sudah 94 jenazah yang berada di Rumah Sakit Bhayangkara, Surabaya, 73 jenazah di antaranya sudah teridentifikasi.
Ketujuh jenazah itu merupakan bagian dari 20 jenazah yang ditemukan Tim SAR Terpadu dari Basarnas di sekitar lokasi jatuhnya pesawat sejak kekuatan TNI ditarik sepekan lalu.
Di Selat Karimata, tim berusaha mencari jenazah dan mengangkat badan utama pesawat untuk memastikan masih ada atau tidak jenazah di dalamnya.
Di lokasi ada KN SAR Pacitan dan KN SAR Purworejo yang membawa kelompok penyelam dari Basarnas Special Group dan Indonesian Divers. Selain itu, ada pula penyelam khusus teknik pengangkatan benda tenggelam dari Galangan Citra Batam. Tongkang yang disediakan Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, pun masih beroperasi.
Hari Sabtu, nelayan di Desa Alindau, Kecamatan Sindue Tobata, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, kembali menemukan puing yang diduga sayap pesawat AirAsia. Serpihan sepanjang sekitar 5 meter itu ditemukan sekitar 100 meter dari pesisir. Nelayan membawa serpihan ke polsek setempat untuk kemudian diserahkan kepada Basarnas.
”Ada dugaan kuat puing pesawat sudah berada di perairan Sulteng, khususnya di perairan Donggala, Selat Makassar. Kami akan terus menyisir. Tentu kerja sama dari para nelayan sangat dibutuhkan,” ujar Kepala Seksi Operasi Basarnas Kantor Palu George LM Randang.
Ekor pesawat
Dengan temuan sayap pesawat tersebut, nelayan dan tim Basarnas sudah menemukan 20-an serpihan pesawat di perairan Donggala sejak Senin lalu.
Kemarin, ekor pesawat dan sejumlah serpihan AirAsia QZ 8501 yang selama ini disimpan di gudang Pelabuhan Panglima Utar Kumai, Kotawaringin Barat, dikirim menggunakan kapal ke Jakarta untuk bahan investigasi.
”Pukul 08.00 WIB, KN Kumba milik Kementerian Perhubungan bergerak meninggalkan Kumai dengan membawa ekor pesawat,” kata Kepala Stasiun Radio Pantai Kumai Machyar saat dihubungi dari Palangkaraya, Kalimantan Tengah. (DKA/VDL/DEN)