Anggap Aib, Keluarga dan Korban Human Trafficking Malu Melapor
Repotnya, para keluarga dan korban human trafficking, umumnya malu melapor.
Editor: Budi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM.SURABAYA – Repotnya, para keluarga dan korban human trafficking, umumnya malu melapor.
Mereka menganggap kasus yang menimpa sebagai aib. Padahal, petugas sudah membuka nomor-nomor pengaduan.
“Biasanya, begitu ada laporan, penjemputan (operasi pembebasan) secepat mungkin kami dilakukan,” kata Kepala Bapemas KB Surabaya Nanis Chaerani, Selasa (3/2/2015).
Operasi pembebasan, lanjut Nanis tidak boleh ditunda-tunda. Sebab, korban yang terlalu lama dalam penguasaan sindikat, dikhawatirkan akan beradaptasi.
”Kalau ini terjadi, bisa-bisa korban yang semula tersiksa, berubah menjadi enjoy dengan kondisinya,” jelas Nanis.
Selain operasi penyelamatan, Bapemas menggencarkan program Kampunge Arek Suroboyo.
Di antara kegiatannya adalah menggalakkan kampanye peka lingkungan.
“Setiap orang kami ajak peka terhadap dunia sekitarnya. Misalnya ada anak perempuan keleleran di jalan, jangan dibiarkan. Kami minta segera dilaporkan ke hotline yang ada,” tegasnya. (day)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.