Buruh Bungunan di Bantul Temukan Yoni Kuno Zaman Mataram
Sebuah benda yang diduga merupakan yoni peninggalan zaman Mataram Hindhu diamankan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) DIY
Editor: Sugiyarto
Laporan Reporter Tribun Jogja, Siti Ariyanti
TRIBUNNEWS.COM, BANTUL - Sebuah benda yang diduga merupakan yoni peninggalan zaman Mataram Hindhu diamankan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) di Dusun Godekan Brajan, Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Bantul, Senin (9/3/2015).
Benda tersebut ditemukan beberapa hari lalu oleh seorang buruh bangunan yang hendak membuat fondasi gedung taman kanak-kanak (TK).
Staf Perlindungan BPCB DIY, Antar Nugroho menyatakan, biasanya yoni ditemukan lengkap dengan lingga tetapi tidak demikian dengan yang terjadi di Bantul.
Pihaknya masih akan melakukan analisis bersama tim untuk menentukan nilai penting benda berukuran 76 cm kali 69,5 cm tersebut.
"Dalam rangka pengamanan, benda kami selamatkan ke kantor. Selanjutnya akan dilakukan analisis," papar Antar, Senin (9/3/2015).
Ia menduga barang yang ditemukan tersebut merupakan perwujudan dari Dewa Siwa dan berasal dari zaman Mataram Hindhu.
Oleh karena yoni ditemukan terpisah dari lingga, Antar juga menduga jika benda tersebut sudah berpindah lokasi karena beberapa hal.
Namun ia belum dapat menjelaskan lebih detil karena untuk sementara masih bersifat dugaan.
Menurut Antar, untuk mengetahui data benda peninggalan zaman dahulu, harus dilakukan kajian terlebih dahulu.
"Perlu penelitian lebih lanjut. Kalau hanya sebatas dan sepotong begini, kami tidak dapat bercerita lebih banyak karena datanya terbatas. Biasanya lingga ditemukan dekat dengan yoni," tambahnya.
Pada tahun 2008 lalu, warga Dusun Godekan juga menemukan benda peninggalan zaman dahulu yakni arca Agastya di sekitar lokasi penemuan yoni.
Saat itu, BPCB juga memperkirakan benda tersebut telah berpindah lokasi entah karena terbawa arus ataupun faktor yang lain.
Meskipun sudah dua kali ditemukan benda yang diduga peninggalan zaman dahulu, BPCB tidak akan melakukan ekskavasi di lokasi penemuan.
Antar hanya akan mengecek area di bawahnya karena di sekitar lokasi akan didirikan sekolah.
"Hanya mengecek di bawahnya apakah sudah steril atau belum," urai Antar. (tribunjogja.com)