Inilah Alasan Ibu Kandung Syahrul Menolak Mengubur Mayat Anaknya
Bukan hanya jenazahnya saja yang ditolak pihak keluarga, ibu Syahrul, Aminah, mengaku tidak tahu di mana anak keduanya itu dimakamkan
Editor: Sugiyarto
Laporan Wartawan Tribun Timur, Waode Nurmin
TRIBUNNEWS.COM, SUNGGUMINASA - Bukan hanya jenazahnya saja yang ditolak pihak keluarga, ibu Syahrul, Aminah, mengaku tidak tahu di mana anak keduanya itu dimakamkan oleh RS Bhayangkara Makassar.
"Saya tidak tahu di mana dikuburkan. Saya tidak tahu apa-apa tentang dia. Kapan dia meninggal. Tidak tahu saya," ujarnya saat ditemui Tribun di kediamannya, BTN Gowa Indah Mas, Kelurahan Bonto-bontoa, Kecamatan Somba Opu, Senin (9/3/2015).
Penuturan Aminah, informasi meninggalnya Syahrul dikabari oleh kepolisian Gowa, saat kedua malam takziah ayahnya, Nasrun Daeng Ngerang (65).
"Datang polisi waktu itu malam. Bilang Syahrul meninggal. Tapi kita langsung tolak karena lagi takziah juga," tambahnya.
Mayat Syahrul Alam (25), pemuda penampar ibu dan pembunuh ayah kandungnya, akhirnya dimakamkan oleh pihak RS Polri Bhayangkara, Makassar, Minggu (8/3/2015).
Pihak keluarga menolak memandikan, mengkafani, menyalatkan, dan menguburkan jenazah yang meninggal di Klinik Mapolres Gowa, di Sungguminasa, Sabtu (7/3/2015) sekitar pukul 18 lalu.
Ibu kandung almarhum Syahrul, Aminah Daeng Nganne (45), yang masih dalam kondisi berduka atas suami meninggal, menolak lagi mengakui Syahrul sebagai anak kandungnya.
Sang ibu menyerahkan sepenuhnya mayat dan proses pemakaman ke pemerintah.
"Ibunya buat surat pernyataan di atas kertas bermaterai, menyerahkan mayat anaknya ke pemerintah," kata Kapolres Gowa AKBP Lafri Prasetyo.
Tak satupun dari pihak keluarga, yang mau mengakui mayat pemuda yang badannya penuh tato, itu.
Syahrul membunuh ayah kandungnya Nasrun Dg Ngerang (65) Kamis (5/3/2015) malam lalu.
Ia menghembuskan napas terakhir di Poliklinik Kepolisian Resort (Polres) Gowa, Sabtu (7/3/2015) kemarin.
Setelah dinyatakan meninggal, jazad Syahrul dibawa ke RS Bayangkara, Kota Makassar, untuk divisum.
Hasil pemeriksaan dokter forensik RS Bhayangkara dr Mauluddin Mansyur, menyimpulkan Syahrul meninggal karena penyakit yang dideritanya. Ada pembengkakan di jantung.
Jantung Syahrul mengalami pembengkakan, paruparunya juga meradang.
Pembunuhan di rumah BTN Gowa Mas Indah, berawal dari permintaan Syahrul kepada ibunya untuk mematikan seluruh lampu di dalam rumah.
"Untuk apa dimatikan lampu Nak.." kata Aminah Daeng Nganne (55), ibu Syahrul. Syahrul merepon. "Enak, kalu gelap-gelap."
Berselang beberapa saat kemudian, Syahrul mematikan lampu ruangan.
Merasa tak nyaman dan masih banyak aktivitas malam itu, ibu Syahrul, lalu menyalakan lampu. Ternyata upaya sang ibu membuat Syahrul geram.
Tak dinyana, Syahrul pun lantang menampar pipi ibu kandungnya itu.
Melihat aksi anaknya yang begitu tega, ayah Syahrul, Nasrun Daeng Ngerang (65), naik pitam, ia lalu memukul si Syahrul.
Tak terima dipukul, Syahrul pun melawan ayah kandungnya itu. Sadis, Syahrul menyerang balik hingga sang ayah tewas.
Saat ayah dan anak ini berkelahi di dalam rumah, sang ibu panik. Dia lari meninggalkan rumah dan berteriak meminta tolong kepada tetangga.
Namun saat kembali ke rumah, dia sudah melihat suaminya bersimbah darah. (*)