Imigran Ganteng di Pekanbaru Jadi Incaran Kencan Tante-tante
Gelombang kedatangan imigran gelap dari sejumlah negara di Pekanbaru, Riau, kini semakin menjadi persoalan.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, PEKANBARU - Gelombang kedatangan imigran gelap dari sejumlah negara di Pekanbaru, Riau, kini semakin menjadi persoalan.
Jumlah imigran yang konon sudah mencapai angka 1.000 orang, menjadi sorotan berbagai pihak, tak terkecuali pemerintah daerah setempat.
Pasalnya, mereka bebas berkeliaran bebas di jalan-jalan dan tersiar kabar tak sedap. Mereka disebut ada yang terlibat dalam praktik ilegal macam prostitusi, penyebaran ajaran sesat, hingga keterkaitan dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Belakangan muncul pula kabar tentang kebiasaan sejumlah kaum perempuan di Pekanbaru, yang menggandeng para imigran itu sebagai teman kencan.
Para imigran yang menetap di rumah detensi imigran (rudenim) yang berlokasi di belakang Purna MTQ, Pekanbaru, disebut bisa diajak pelesir, hingga menjadi pasangan kencan.
"Senang aja diajak jalan, kan ganteng-ganteng," ujar RD, seorang mahasiswi dari sebuah perguruan tinggi di Riau yang mengaku suka berkencan dengan imigran-imigran itu, seperti dilansir Tribun Pekanbaru, Selasa (10/3/2015).
Bahkan, menurut RD, banyak temannya yang menjalin hubungan spesial dengan para pemuda imigran gelap itu. Ketertarikan secara fisik menjadi alasan para wanita ini mau menggandeng para lelaki tersebut.
RD juga bercerita, sejumlah tante-tante di Pekanbaru yang membawa para imigran gelap ini untuk berkencan.
"Saya kan sering nongkrong di belakang Purna MTQ itu dulu, sering kelihatan tante-tante naik mobil mewah menunggu imigran itu, trus dibawa jalan,” ucap RD.
Keresahan masyarakat ini bahkan sudah sampai ke telinga Plt Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman.
Beberapa waktu lalu, Gubernur sudah melakukan pertemuan dengan Badan PBB yang mengurus para pengungsi, UNHCR, untuk membahas penanganan imigran gelap tersebut.
Sementara itu, sebagai solusi jangka pendek agar tidak muncul fitnah, ia meminta warga menjaga jarak dengan para imigran gelap itu. "Namanya pengungsi kita kan tidak tahu kondisinya seperti apa," ujar Gubernur.