Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Panglima Muda Komite Peralihan Aceh (KPA) Pase Sudah Seminggu Disekap Mantan Kombatan GAM

Ayah Mud adalah Panglima Muda Komite Peralihan Aceh (KPA) Pase yang hingga kemarin masih dicari aparat keamanan untuk dibebaskan dari sekapan Din Mini

Editor: Sugiyarto
zoom-in Panglima Muda Komite Peralihan Aceh (KPA) Pase Sudah Seminggu Disekap Mantan Kombatan GAM
ilustrasi 

TRIBUNNEWS.COM, BANDA ACEH — Eks kombatan GAM yang hingga kini masih angkat senjata di wilayah timur Aceh, Nurdin alias Din Minimi, mengaku bahwa Mahmudsyah alias Ayah Mud (48), masih berada bersamanya sejak “dijemput paksa” pada Minggu (22/3) malam dari desanya, Gampong Paya Terbang, Kecamatan Samudra, Aceh Utara.

Ayah Mud adalah Panglima Muda Komite Peralihan Aceh (KPA) Pase yang hingga kemarin masih dicari aparat keamanan untuk dibebaskan dari sekapan Din Minimi cs.

Dalam percakapan singkat (hanya 2 menit 56 detik) melalui handphone sekitar pukul 11.00 WIB, Kamis (26/3) kemarin, Serambi berhasil berbicara dengan Din Minimi.

Pada saat itulah dia nyatakan Ayah Mud masih bersamanya dan sehat-sehat saja.

Mengawali percakapan, Serambi menanyakan apa kabar Din Minimi. Dia menjawab, “Alhamdulillah, sehat–sehat saja.” Selanjutnya Serambi bertanya apakah Panglima Muda KPA Pase, Mahmudsyah alias Ayah Mud masih ada bersamanya?

Din menjawab bahwa Ayah Mud masih bersamanya dan dalam kondisi baik–baik saja. “Tidak ada saya pukul dia,” tambah Din Minimi.

Saat ditanya kapan Ayah Mud akan dilepaskan, Din Minimi mengatakan belum tahu. Tapi kemudian dia lanjutkan, “Nantilah, apabila sudah selesai urusan saya dengannya. Setelah ada suatu keputusan, maka saat itulah Ayah Mud saya lepaskan.”

BERITA TERKAIT

Menurut mantan kombatan GAM ini, dia tangkap Ayah Mud untuk menyampaikan pesan penting kepada penguasa Aceh.

Ketika diminta merincikan apa tuntutan dimaksud, Din Minimi menyatakan Pemerintah Aceh harus merealisasikan semua butir MoU Helsinki, maupun klausul-klausul yang menjadi kewenangan Pemerintah Aceh yang tercantum di dalam Undang-Undang Pemerintahan Aceh (UUPA).

Di antara contoh yang ia sebut adalah perlunya kepastian dari Pemerintah Aceh merealisasikan bantuan rumah dan dana pemberdayaan ekonomi kepada semua korban konflik Aceh.

Demikian juga beasiswa untuk anak korban konflik, tanpa kecuali.

Dari pembicaraannya itu, terkesan Din Minimi menjadikan Ayah Mud sebagai “sandera politik” yang baru akan dilepas jika Pemerintah Aceh telah merealisasi seluruh butir MoU Helsinki dan klausul UUPA yang menjadi kewenangannya.

Saat Serambi meminta agar diberi kesempatan berbicara dengan Ayah Mud, langsung saja Din Minimi menyerahkan handphone-nya kepada seorang pria yang mengaku bernama Ayah Mud.

Serambi mengenali suara itu sebagai suara Ayah Mud.

Ia duluan yang berucap salam. Kemudian Serambi menanyakan bagaimana kondisi dirinya selama bersama Din Minimi. Ayah Mud menjawab, “Insya Allah kondisi saya masih sehat dan baik–baik saja.”

Ayah Mud kemudian mengakui bahwa banyak persoalan yang telah disampaikan Din Minimi kepadanya untuk diteruskan kepada Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh yang merupakan kader Partai Aceh.

Sayangnya, tadi malam Gubernur Aceh, dr Zaini Abdullah belum berhasil dihubungi Serambi untuk menanyakan langsung tanggapannya atas tuntutan Din Minimi, karena sedang berada di Beijing, Tiongkok.

Selama di Beijing, Gubernur Zaini antara lain bertemu dengan Tang Qiaoliang, Direktur Utama China Harbour yang akan mempromosikan Sabang kepada BUMN Cina demi pengembangan kota pariwisata itu.

“Agenda lainnya adalah penandatangan MoU antara China Harbour dengan Kepala Badan Pengusahaan Kawasan Sabang (BPKS) yang disaksikan Presiden Jokowi,” kata M Adli Abdullah MCL, Staf Khusus Gubernur Aceh Bidang Komunikasi Politik, Hubungan Antarlembaga dan Luar Negeri. (tim)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas