Meski Menerima Upah Rp 500 Ribu Umi Bertekad Membiayai Puterinya Kuliah
Upah umi dari hasil kerjanya untuk membiayai kuliah putri bungsunya
Editor: Budi Prasetyo
Laporan Mahasiswa Magang, Heni & Randi
TRIBUNNEWSBATAM.COM, TANJUNGPINANG- Usia Umi boleh setengah abad lebih. Tapi semangat kerjanya tak kalah dengan wanita-wanita muda.
Umi hanyalah seorang buruh kasar yang hari-hari menghabiskan waktu menyusun batu bata di pabrik Bata Sumber, Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Kepri).
Pekerjaan ini digelutinya bersama sang suami, Suadi, yang bekerja sebagai tukang batu.
Bergelung di pekerjaan batu bata, telah dijalani Umi dan suaminya selama 10 tahun terakhir.
"Ibu bekerja sebagai penyusun batu. Sementara bapak bekerja sebagai tukang bakar," ujar Umi ketika ditemui di tempat kerjanya, Batu 9 Arah Dompak, Tanjungpinang, Senin (20/4/2015) sore.
Kendatipun sudah cukup lama bekerja di pabrik ini, gaji Umi masih berada jauh di bawah standar upah minimum.
Setiap bulan dia hanya menerima upah sebesar Rp 500 ribu. Upah ini dipakai untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dan biaya sekolah putri bungsu mereka, Febriana.
"Kami punya tiga orang anak. Dua anak sudah menikah. Sementara anak bungsu baru duduk di bangku SMKN 1 Tanjungpinang. Saya mau supaya anak bungsu bisa kuliah. Makanya saya kerja banting tulang jadi tukang susun batu," ungkap Umi.
Umi dan Suadi memang menghabiskan banyak waktu di pabrik pembuatan batu bata.
Keduanya sudah harus tiba di pabrik pada pukul 07.00 WIB dan baru akan pulang pada sore menjelang malam hari.
“Walaupun saya dan suami bekerja. Namun upahnya masih sangat kurang dalam memenuhi kebutuhan rumah saya dan biaya sekolah putrid saya," aku Umi.
Meskipun demikan, dia tetap bertekad menyekolahkan putri bungsunya hingga bisa tamat dari bangku kuliah.
arena dia yakin, setelah tamat dari kuliah, putrinya itu bisa mendapatkan pekerjaan yang baik dan tetap.
"Saya bangga pada putrid-putri saya. Karena mereka tidak menuntut apa-apa, bahkan mereka selalu peduli dengan kedua orang tua. Saya hanya ingin bekerja dan biayai sekolah anak saya sampai bisa bekerja lebih baik dari saya," harap Umi dan Suadi dengan penuh keyakinan.