Masih Ada Kampung Yang Andalan Air Sungai Kotor Untuk Minum
Air galian tersebut kotor dan selalu tercampur dengan kotoran hewan peliharaan yang selalu ada di sekitar kali.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, MAUMERE -Warga Kampung Rate Bobi, Desa Tou Timur, Kecamatan Kota Baru, Kabupaten Ende, yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Sikka, terpaksa minum, mandi. mencuci menggunakan air dari kali yang kemungkinan tercemar kotoran hewan. Kondisi demikian sudah berlangsung lama.
"Kampung kami dari nenek moyang hingga kini masih saja susah air bersih. Dari mandi, mencuci hingga untuk dikonsumsi, kami menggunakan air kali di ujung kampung ini,''ujar Kornelis (45), warga Kampung Rate Bobi, saat ditemui Pos Kupang di kediamannya, Kamis (14/5/2015) siang.
Diakuinya, hampir seluruh warga Desa Tou Timur kesulitan air bersih. Sebagian warga sempat menggali lubang kecil di pinggir kali demi mendapatkan air resapan yang cukup bersih, tetapi tetap saja tidak membuahkan hasil. Air galian tersebut kotor dan selalu tercampur dengan kotoran hewan peliharaan yang selalu ada di sekitar kali.
"Bagaimana ada sumur, tanah kami tidak ada mata air. Kami tidak punya sumur maupun air leding sehingga setiap hari kami ambil air di kali meski tidak layak. Pemerintah di sini diam saja tidak ada tindakan untuk kami. Pernah ada penarikan pipa untuk penyaluran air bersih, namun tidak sampai ke sini hanya sampai ke desa tetangga. Mau tidak mau kami tetap andalkan air kali walaupun kami tahu air kali tidak sehat,''kata Kornelis.
Siang itu sekitar pukul 13.30 Wita, anak-anak Kampung Rate Bobi beramai-ramai menuju ke kali. Mereka membawa jeriken, pakaian kotor dan perkakas dapur. Sesampai di kali, sebagian anak mencuci pakaian dan perkakas dapur dan sebagian lagi mengisi air ke dalam jeriken untuk dibawa pulang untuk air minum.
"Setiap hari sepulang dari sekolah, kami makan siang terus ke kali. Pakaian kotor, piring kotor semua dicuci di sini. Sehabis mencuci biasanya kami membawa jeriken untuk mengisi air untuk persediaan di rumah,''ujar Karina Bina (15).
Karina bersama Fransiska Bela (14) dan beberapa orang temannya setiap hari selalu ke kali untuk mengambil air. Kata Karina, karena kesulitan air kadang mereka tidak mandi saat ke sekolah.
"Sering ke sekolah tidak mandi, bagaimana mau mandi air untuk minum saja susah begini. Kami warga Rate Bobi sudah terbiasa dengan air kali meski air kali sangat kotor dan bau. Teman-teman saya kadang mengeluh sakit perut dan gatal-gatal tetapi tidak dihiraukan karena sudah terbiasa,''ujar Karina.
Tidak hanya Karina, warga lainnya di Kampung Rate Bobi sangat berharap pemerintah secepatnya memperhatikan masalah yang tengah mereka hadapi, terutama soal air bersih. (jj)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.