Evakuasi Pendaki yang Jatuh ke Kawah Merapi, Tim SAR Pakai Baju Tahan Panas
Tim SAR gabungan telah bergerak ke puncak gunung Merapi dari pos aju di pelataran Pasar Bubrah. Senin (18/5/2015) sekitar pukul 08.46.
Editor: Sugiyarto
Laporan Reporter Tribun Jogja, Rendika Ferri Kurniawan
TRIBUNNEWS.COM, YOGYA -Tim SAR gabungan telah bergerak ke puncak gunung Merapi dari pos aju di pelataran Pasar Bubrah. Senin (18/5/2015) sekitar pukul 08.46.
Para anggota tim penyelamat terlihat berjalan beriringan sekitar 5-10 orang, meniti rute pendakian curam menuju titik sadel Kawah Mati.
Mereka melanjutkan operasi pencarian Erri Yunanto, mahassiwa Universitas Atmajaya Yogyakarta yang jatuh ke dasar kawah pada Sabtu (16/5/2015) lalu.
Terkait hal itu, Kepala Badan Geologi, Kementrian ESDM, Surono, mengkonfirmasi, bahwa kendala evakuasi selama ini masih pada gas-gas beracun sekitar kawah dan labilnya struktur batuan di puncak.
Surono menuturkan, temperatur di kawah merapi kurang lebih 100 sampai 400 derajat celsius, sehingga evakuasi mengalami kendala terkait baju khusus yang akan dipakai tim penyelamat.
Baju khusus tersebut harus tahan panas, sehingga tidak akan membahayakan tim penyelamat.
"Temperatur kawah bisa mencapai kurang lebih dari 100 derajat sampai lebih dari 400 derajat celsius. Sehingga, diperlukan baju khusus untuk melakukan evakuasi. Nah, baju khusus ini sedang dicarikan, supaya evakuasi berjalan cepat," tutur Surono, ketika ditemui di kantor BPTKG, Senin (18/5).
Tingginya temperatur di dasar kawah, menyebabkan suhu asap gas kawah bisa mencapai 50 derajat celsius, sehingga dikhawatirkan tali yang dipakai bisa terputus karena tegangan tali menjadi tinggi karena memuai oleh paparan gas.
"Temperatur kawah itu memang tinggi, asap yang menyembul dari dasar kawah pun bisa mencapai 50 derajat celsius. Nah, ini perlu dipersiapkan tali khusus. Kalau pakai tali biasa dikhawatirkan bisa putus, memuai karena paparan asap panas," tutur Surono. (*)