Kisah Pembuat Website Terjerumus Prostitusi Online ABG
Tersangka mucikari prostitusi online, Ainur Rahman Muafi (27) mengenal VD (16), dan IY (17) sekitar tiga bulan lalu.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Tersangka mucikari prostitusi online, Ainur Rahman Muafi (27) mengenal VD (16), dan IY (17) sekitar tiga bulan lalu.
Perkenalan ini bermula dari Broadcast (BC) yang masuk ke BlackBerry Messenger (BBM) milik tersangka.
Ditemui di Mapolrestabes Surabaya, 18 Mei 2015, Ainur mengungkapkan tidak ada yang aneh dalam BC itu.
BC itu pun tidak menyebutkan bila dua cewek itu tergolong ABG bispak maupun bisyar (bisa dipakai/bisa dibayar). BC itu sama dengan BC yang biasa diterimanya.
Tersangka langsung meng-invite PIN yang tercantum dalam BC itu. Sejak saat itu tersangka sering berkomunikasi dengan korban.
Menurutnya, pembicaraan via BBM itu pun tidak ada yang aneh. Sesekali tersangka bertemu dengan korban di warung kopi.
“Saya ingin berkenalan dengan siapapun, karena saya bekerja sebagai event organizer (EO),” kata Ainur, Selasa (19/5/2015).
Suatu hari seorang korban mengirim BBM kepada tersangka. Dalam BBM ini korban minta diantarkan ke sebuah hotel di kawasan Jalan Ngagel.
Saat itu korban tidak menyebutkan alasan datang ke hotel itu. Karena sudah akrab, tersangka bersedia mengantarkan korban.
Ainur mengungkapkan kedatangannya ke hotel bersama dua tersangka. Tersangka hanya mengantarkan korban sampai di pintu hotel.
Bapak dua anak ini tidak mengetahui ada berapa orang di dalam kamar hotel itu.
Saat akan meninggalkan pintu kamar, seorang pria dari kamar memberikan uang Rp 1 juta. Pria itu berpesan agar uang itu diberikan kepada dua korban.
“Saat akan meninggalkan hotel, saya langsung ditangkap dan dibawa ke Mapolrestabes,” tambahnya.
Pria yang pernah berperan dalam konser Iron Maiden di Bali pada 2014 lalu ini membantah telah menjajakan korban.
Dia mengaku baru pertama kali mengantar korban datang ke hotel. Saat ditanya soal website yang diduga untuk menjajakan korban, tersangka juga membantahnya.
Ainur mengaku bisa membuat website, dan sering menerima order pembuatan website. Tapi sebagai web developer, dia membantah membuat atau mengoperasionalkan website itu.
“Saya tidak tahu dari mana polisi memunculkan website itu. Saya saja tidak tahu apa-apa soal website itu,” ungkapnya.
Informasi yang dihimpun SURYA, VD masih duduk di kelas XI sebuah SMA di Surabaya, sedangkan IY duduk di kelas XII SMA.
Dari dua korban ini, VD termasuk korban baru dari sindikat ini. VD belum pernah melayani pria hidung belang. Kedatangannya ke hotel di Ngagel itu untuk melayani pria hidung belang pertama.
Dikonfirmasi terpisah, Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polrestabes Surabaya, AKP Imaculata Sherly yakin ada orang lain yang mengendalikan tersangka.
Tapi sampai sekarang tersangka belum mengungkap orang lain yang terlibat dalam jaringannya.
“Kontak BBM-nya banyak cewek yang diduga anak buahnya. Diperkirakan sampai 20 orang,” kata Sherly.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.