Petani Kecewa, Anggaran Bantuan Traktor Disunat
Saat dikonfirmasi, Kepala Dinas Pertanian Maros, Burhanuddin membantah pungutan yang dilakukan anggotanya kepada kelompok tani.
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan Tribun Timur, Ansar Lempe
TRIBUNNEWS.COM, MAROS - Sejumlah petani kecewa bantuan peralatan untuk peningkatan produktifitas pertanian di Maros diduga disunat.
Petani di Maros mengeluh, karena bantuan pemerintah pusat sebesar Rp1,3 triliun untuk Pemrov Sulsel telah cair di Maros sebesar Rp11,6 miliar.
Anggaran itu diperuntukan kepada kelompok tani. Namun anggaran tersebut dipotong oleh oknum yang mengatasnamakan bupati Maros.
Seorang kelompok tani di Kecamatan Mandai Maros, Sapri mengatakan, saat pencairan dana Rp 60 juta ke kelompok taninya, dipotong Rp 3 juta.
"Saat pencairan di Bank, orang itu menunggu kami, dia mengaku dekat dengan Bupati dan meminta uang sebesar tiga juta setiap kelompok," katanya, Senin (25/5/2015).
Dana tersebut akan digunakan untuk keperluan pengamanan ke Babinsa dan Binmas.
Sementara itu, seorang ketua kelompok tani dari kecamatan Bantimurung, Bakri, juga mengaku membayar Rp 7 juta untuk mendapatkan bantuan traktor.
Bahkan warga tersebut mengakui, tidak hanya bantuan tersebut yang sunat, bantuan traktor juga. Saat pembagian traktor itu, petani juga dimintai sejumlah uang jika ingin mengambil traktor tersebut.
"Kami berikan uang, kalau kami tidak kasih, mereka mengancam akan mengalihkan bantuan tersebut ke kelompok tani yang lain," katanya.
Saat dikonfirmasi, Kepala Dinas Pertanian Maros, Burhanuddin membantah pungutan yang dilakukan anggotanya kepada kelompok tani.
Menurutnya, tudingan tersebut tidak berdasarkan fakta dan muncul dari beberapa kelompok tani yang tidak mendapatkan bantuan.
"Kami berani menjamin tidak ada hal seperti itu. Kami ini diawasi oleh pihak Kepolisian dan klKejaksaan," katanya.
Menurutnya, untuk bantuan program Upsus GPPTT ini dicairkan sendiri oleh kelompok tani dari rekening mereka
Kemudian, kelompok tani diarahkan untuk membeli benih, pupuk dan pestisida sesuai kebutuhan anggota kelompoknya.
"Tahun ini, kegiatan tersebut dibagi dua, ada kegiatan bidang palawija dan Jaringan irigasi pertanian. Ada 380 kelompok dari tiga jenis bidang, yakni padi, jagung dan kedelai," katanya. (*)