Penjual Bunga Dekat IPDN Ingatkan Jokowi Soal Hakikat Manusia
penjual bunga di sekitaran Kampus IPDN Sumedang mengingatkan Presiden Jokowi tentang hakikat manusia.
Editor: Budi Prasetyo
P
TRIBUNNEWS.COM. BANDUNG- Seorang penjual bunga di sekitaran Kampus Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Sumedang mengingatkan Presiden Jokowi tentang hakikat manusia. Dia menyebut, ketika manusia mati, maka tidak ada nilai lebihnya.
"Secara syariat, setelah jadi mayat, apakah manusia berarti? Jawabannya tidak. Bandingkan dengan ikan asin. Setelah dia mati, masih bisa digunakan enggak? Jawabannya sangat berguna," tutur Ipah, di depan kampus IPDN Sumedang, Jabar, Senin (15/6/2015).
Menurut Ipah, itu artinya, selama manusia diberi nafas oleh Tuhan maka dia harus adil, bijaksana, dan berbuat yang terbaik dalam hidupnya. Sebab, ketika meninggal, manusia tidak memiliki nilai apapun.
Apalagi pemimpin seperti Jokowi, tanggung jawabnya besar. Namun sebagai manusia, hakikatnya tidak akan berubah, tetap sebagai manusia. "Kehidupan saat ini semakin sulit. Harga barang-barang semakin mahal. Kesejahteraan terus menurun. Padahal jika kesejahteraan masyarakat terus turun, masyarakat akan nekat, mereka akan menjadi beringas," tutur Ipah.
Ipah berharap bisa sekali saja bertemu dengan Presiden. Bertahan-tahun ia berjualan bunga di IPDN, ia tidak pernah melihat sosok Presiden. Padahal, Presiden mana pun kerap bolak-balik ke IPDN.
"Minimal kalau wisuda Presiden datang ke sini. Dari jaman Bu Mega dulu, lanjut Pak SBY, dan sekarang Pak Jokowi, saya belum pernah melihat mereka. Padahal lokasi kami berdekatan," ucap dia.
Bahkan, untuk melihat rombongan pun, sambung Ipah, tidak bisa. Namun lokasi berjualan digeser polisi ke arah timur, dengan alasan keamanan. Dalam wisuda IPDN, berbagai pernak-pernik dari batu akik hingga bunga ramai dijajakan. Untuk bunga, sengaja dibawa langsung dari Lembang. Harganya Rp10.000-25.000 per ikat. (Kontributor Bandung, Reni Susanti)