Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sebelum Berangkat Sekolah, Angeline Harus Memberi Makan Ayam

Sepengetahuannya, sebelum berangkat sekolah, Angeline harus memberi makan ayamnya. Kalau tidak, ibu asuhnya akan memarahinya.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Sebelum Berangkat Sekolah, Angeline Harus Memberi Makan Ayam
Dokumentasi Tribun Bali
Margriet Megawe, ibu angkat Angeline, ditahan di Polda Bali sejak Minggu (15/6/2015). 

TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Ym, orang dekat dari Margriet Christina Megawe tersangka kasus penelantaran anak mengungkapkan cerita kepada aktivis P2TP2A Siti Sapura seputar perilaku Margriet tehadap anak asuhnya yang ditemukan meninggal di rumah Jalan Sedap Malam No 26, Kesiman, Denpasar, Rabu (10/6/2015) lalu. Sebagai orang dekatnya ia tak menyangka, Margriet bisa berbuat seperti itu.

Orang tersebut mengatakan, selama tinggal di rumah tersebut, ia bersama dengan seorang temannya sering melihat perilaku Margriet yang sering melakukan kekerasan terhadap Angeline. Namun tak hanya kekerasan fisik, ada sejumlah kejadian yang menurutnya mengungkapkan kejanggalan sikap Margriet kepada Angeline.

"Ada, saya lihat dengan mata kepala sendiri. Dia berbuat yang tidak seharusnya dilakukan oleh seorang ibu," ujarnya, Senin (15/6/2015).

Sepengetahuannya, sebelum berangkat sekolah, Angeline harus memberi makan ayamnya. Kalau tidak, ibu asuhnya akan memarahinya.

"Pernah saya dengar, ibunya memarahi dengan kata-kata kasar. Saya berfikir, kok bisa berbuat demikian. Bahkan, saat memarahi suaranya sangat kencang," jelas dia.

Menurutnya waktu itu, Margriet berencana pergi menuju ke Pekanbaru selama seminggu. Ia tak mengajak anak asuhnya tersebut. Karena tak diajak pergi, Angeline pun berada di rimah tersebut sendirian. Kata dia, selama ditinggal oleh orang tua asuhnya ia hanya diberikan makanan kadaluwarsa dengan kondisi rumah yang cukup mengenaskan.

"Pokoknya tak sepantasnya dia berbuat demikian. Memberikan pengasuhan anak dengan model seperti itu," kata orang tersebut.

Melihat kondisi Angeline yang sering diperlukan tidak wajar tersebut, ia pun tersentuh, kasihan, bersama suaminya ia sering mengajak temannya untuk pergi ke luar rumah. Saat diajak jalan-jalan, anak tersebut sangat senang sekali.

"Dia terlihat senang, tak seperti saat di rumah," terangnya.

Karena kebaikannya itu, ia dan Angeline pun seperti anaknya sendiri. Bocah delapan tahun tersebut pun menjadi sangat dekat dengannya. Namun ada satu hal yang membuatnya sedih, terlebih ketika mengingat perkataan dari anak yang diasuh oleh Margriet sejak usia tiga hari itu. Menurutnya meski sering dikasari dan diperlakukan tidak wajar, Angeline sangat sayang dengan mama asuhnya tersebut.

"Iya Angeline sangat sayang sama mamanya. Kalau mamanya datang ia langsung nempel, saya sedih melihatnya. Tapi namanya anak kecil, mau seperti apa tetap sayang sama orang tuanya," katanya.

Sementara itu, Ana yang juga merupakan orang dekat dengan Margriet mengatakan, sebelum datang ke Bali, ia sudah sangat dekat dengan keluarganya saat berada di Balikpapan, Kalimantan Timur. Terutama, dengan adik Margriet yang tinggal di Amerika.

"Saya kenal dekat dengan adiknya. Sedangkan ibu Margriet saya tahu, tapi jarang mengobrol. Baru setelah di Bali saja kenal dekat," katanya.

Perempuan yang sering disapa Bu Haji tersebut menambahkan, setelah Telly (panggilan Margriet) tinggal di Bali, ia baru mulai dekat dengan keluarga tersebut. Pada tahun 2007 ia dimintai tolong oleh Margriet untuk mencarikan lahan yang sekarang menjadi tempat tinggalnya.

"Kebetulan waktu itu ia sedang mencari lahan, jadi saya bantu," jelas dia.

Ia kemudian mencari lahan di sekitar tempat tinggalnya.

"Akhirnya saya dapatkan lahan yang kemudian menjadi rumahnya itu," katanya.

Ia menambahkan, saat pindah ke rumah yang berada di Jalan Sedap Malam No 26 tersebut, Angeline masih bayi, di tempat itu pula. Margriet juga sempat tinggal bersama dengan suaminya yaitu Douglas Scarborough.

"Saya tidak tahu setelah setahun orangnya meninggal," katanya.

Dimatanya Margriet merupakan orang yang baik. Ia sering diajak oleh temannya tersebut ke mal. Saat diwawancarai Tribun Bali, ia juga sempat menyanggah dugaan mengenai Margriet yang menelantarkan anak asuhnya itu.

"Baik kok saat di mal dia belikan Angeline makanan, minuman. Pokoknya baik," jelasnya.

Kepala Lingkungan Kebon Kuri I Ketut Sutapa saat ditemui di lokasi kejadian mengatakan. Berdasarkan data pengecekan penduduk pihaknya mencatat bahwa Margriet sudah tinggal sejak 2007 silam.

"Pengecekan kipem setiap bulan. Dia memang mulai tinggal di lingkungan kami sekitar tahun 2007," jelasnya.

Ia juga kurang mengetahui kehidupan di keluarga Magriet. Mengenai Douglas, Sutapa mengatakan kurang mengenalnya. Ia memang sudah pernah melihatnya. Tetapi tak  mengenalnya secara dekat.  

"Ya soalnya kita juga tidak terlalu memperhatikan. Kita hanya rutin melakukan pengecekan penduduk setiap bulannya," katanya.

Ia menambahkan kontrak lahan yang kini dijadikan tempat tinggal Margriet akan habis pada tahun 2017 mendatang.
"Sesuai dengan perjanjian sewanya. Margriet menyewa tanah itu lima tahun sekali, lima tahun habis, kemudian diperpanjang," katanya.

Ia menampik kabar bahwa tersangka kasus penelantaran anak tersebut menyewa tanah itu 30 tahun.

"Tidak, soalnya dia sewa lima tahun bayar saja," ungkap Sutapa.

Hingga saat ini Margriet bukanlah warga lingkunganya. Sesuai dengan Kartu Tanda Penduduk yang dimiliki Margriet, ia masih menjadi warga Bekasi.

"Masih menjadi warga Bekasi, tepatnya di Jalan Kafe Sawah No 13 Jati Kelati, Kota Bekasi,"  jelasnya.

Sumber: Tribun Bali
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas