Sawilin Ditemukan Tewas Terlilit Tali Pancing Sehari Menjelang Puasa
Sebelum kejadian naas tersebut, Minah sempat kehilangan suaminya. Ia bertanya-tanya dengan keluarga dekat, suaminya tidak pulang-pulang dari memancing
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribun Batam, Ahmad Yani
TRIBUNNEWS.COM, BINTAN - Keluarga Sawilin (56), korban tewas tenggelam saat memancing di perairan Pulau Putus, Sakera, Tanjunguban Kecamatan Bintan Utara (Binut), tak menyangka mendapat musibah sehari memasuki bulan suci ramadan, Rabu (17/6/2015).
Minah (40), istri Sawalin tak kuasa melihat suaminya sudah terbujur kaku ketika jenazah digotong ke rumah duka.
Ia terus menangis meratapi kepergian suaminya. Minah dan Sawilin dikaruniai tiga orang anak yang sudah bekerja.
Sebelum kejadian naas tersebut, Minah sempat kehilangan suaminya. Ia bertanya-tanya dengan keluarga dekat, suaminya tidak pulang-pulang dari memancing.
Bahkan, Minah pergi ke rumah Efendi dan Maily, tetangganya, mempertanyakan keberadaan suaminya tersebut. Sebab kedua orang tersebut juga saat itu pergi mancing di sekitar Sakera. Hanya saja mereka pergi memancing dengan pompong terpisah.
Tak lama, Efendi dan Maily mendapat kabar dari Minah, mereka kemudian pergi mencari ke laut dimana Sawalin memancing.
Pada saat ke Pantai Sakera Tanjunguban, motor digunakan Sawilin masih terparkir di rumah warga setempat.
Sawalin pergi memancing Selasa (16/6/2015) sore. Ia pergi memancing bersama dua orang rekannya, yakni Efendi (53) dan Maily (65).
Hanya saja mereka menggunakan pompong masing-masing.
Sawalin meninggal dunia diduga menderita penyakit jantung dan paru-paru. Jenazah Sawalin ditemukan di samping pompong, dengan terlilit tali pancing.
"Dia ditemukan di samping pompong. Tangganya terlilit tali pancing. Kalau nggak terlilit mungkin jenazah Sawalin sudah hanyut," kata tetangga korban, yang sempat menggotong jenazah Sawalin.
Pantauan Bintanews (Tribunnews.com Network), kerabat korban dan warga sekitar satu persatu melayat ke rumah duka.
Jenazah dikebumikan sebelum salat Zuhur.
Sementara itu, berdasarkan informasi yang dihimpun di rumah duka, warga Jalan Kamboja tersebut memang mengalami penyakit yang sudah komplikasi, seperti kolesterol dan jantung.
"Kalau kita lihat, almarhum memang sudah lama sakit, kakinya juga terlihat sakit dan menghitam karena kena kolesterol dan asam urat. Ia memang suka memancing untuk mengisi waktu luang," terang salah satu pelayat.
Sementara itu, Kapolsek Bintan Utara, Kompol Joko Prianto, menyebut sebelum mendapat laporan kehilangan pemancing, pihak keluarga juga mencari karena almarhum tidak pulang-pulang.
"Almarhum ditemukan sekitar pukul 06.00 WIB, kemudian dievakuasi dan langsung dibawa ke rumah duka di Kampung Kamboja, penemuan mayat tersebut dapat dengan mudah dikenali karena warga banyak yang mengenal dan keluarga juga langsung datang saat evakuasi dari laut," terangnya.