SMKN 12 Surabaya Punya 15 Guru Pedalangan, Muridnya Hanya 4 Orang
Dari 15 jurusan di SMKN 12 Surabaya, hanya jurusan Pedalangan yang sepi peminat.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Dari 15 jurusan di SMKN 12 Surabaya, hanya jurusan Pedalangan yang sepi peminat.
Kepala SMKN 12, Abdul Rofiq, mengatakan saat ini hanya ada 15 peserta didik di jurusan pedalangan dari total jumlah siswa 2524.
”Iya memang sedikit peminatnya kalau jurusan Pedalangan. Malahan, jurusan ini lebih banyak gurunya daripada siswanya,” terangnya ketika ditemui di Ruang Kepala Sekolah, Senin (22/6/2015).
Guru yang mengajar jurusan Pedalangan sebanyak 15 orang untuk satu kelas yang berisi hanya empat murid.
Sehingga, lanjut Rofiq, ketika ada pementasan seni Pedalangan, harus digabungkan menjadi satu.
”Kalau ada pementasan kan nggak mungkin hanya satu kelas yang isinya empat orang. Sedangkan pementasan membutuhkan beberapa komponen yang banyak,” tambahnya.
Pedalangan ini sendiri ada beberapa pelajaran yang harus dipelajari. Di antaranya sastra pedalangan, dramatugi, pedalangan itu sendiri, praktik mendalang, teknik gerak wayang, pergelaran musik, hingga mempelajari tentang karawitan.
“Alat-alatnya juga ada dan tersedia seperti wayangnya, trus alat musiknya, jadi anak-anak bisa memakainya dengan baik,” tambah Rofiq.
Siswa pedalangan ini sendiri juga banyak yang sudah mengikuti perlombaan antar provinsi. Pementasannya ini juga pada tempat tertentu, seperti desa-desa, atau juga gedung kesenian.
Sekolah yang juga merupakan gabungan dari SMKN 9 dan SMKN 11 ini, pada penerimaan siswa baru 2015 menambah rombel (rombongan belajar) untuk dua jurusan saja.
Yakni jurusan Teknik Permesinan dan Multimedia yang masing-masing ditambah tiga kelas. Selain itu, juga ada pengurangan satu rombel untuk jurusan Seni Musik.
Dalam hal ini, SMKN 12 sangat brharap minat dan bakat dari siswa semakin banyak terutama di bidang kebudayaan.
”Sekolah ini kan memang sekolah dengan jurusan aneh, ya dalam artian termasuk salah satu sekolah dari lima sekolah kesenian se Indonesia. Harapannya agar bisa menjadi contoh kecintaan terhadap budaya,” ungkap dengan penuh harapan Rofiq.
Karena, lanjutnya, di SMKN 12 ini selain masuknya yang tanpa tes, akan diajarkan mulai dari awal.
”Di sini nggak ada kata nggak bisa. Sekalipun tak punya bakat, pasti mulai dari nol nanti,” terang Humas SMKN 12, Mardi.