"Mau Diculik dan Dibunuh Katanya Anak Saya, Lalu Saya Diberi Nomor Rekening"
Purnomo yakin lantaran suara tersebut mirip dengan suara anaknya.
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Muh Radlis
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Purnomo Ari Wibowo (48), warga Pandean Lamper, Gayamsari, Kota Semarang, panik saat ditelepon seorang pria tidak dikenal mengaku sebagai anaknya.
Pria itu mengatakan akan diculik dan dibunuh apabila tidak mentransfer sejumlah uang ke nomor rekening yang diberikan pria yang mengaku sebagai anaknya itu, Selasa (23/6/2015).
Pria di ujung telepon mengaku sebagai anaknya dan memanggilnya "Abi".
Purnomo yakin lantaran suara tersebut mirip dengan suara anaknya.
"Mengaku sebagai anak saya, anak saya memang tidak pulang izin ada kegiatan kemarin sore," kata Purnomo saat ditemui di Pos Polisi Simpanglima.
Dalam pembicaraan di telepon, pria itu memberikan nomor rekening dan meminta ditransfer uang Rp 70 juta. "Mau diculik dan dibunuh katanya, saya diberi nomor rekening," katanya.
Hampir saja Purnomo mentransfer uang yang diminta pria yang mengaku anaknya itu. Saat itu dia hendak bertemu dengan rekannya di daerah BSB dan rencananya sekalian mentransfer uang yang diminta.
Dalam perjalanan, Purnomo berpapasan dengan anaknya yang saat itu mengendarai mobil Toyota Avanza. Melihat anaknya melaju ke arah kota, Purnomo meminta bantuan rekannya untuk memberitahu polisi lalu lintas agar menghentikan mobil tersebut. Namun saat dihentikan, anaknya justru tidak sadar ada yang mengatasnamakan dirinya untuk meminta uang kepada ayahnya.
Kanit Turjawali Satlantas Polrestabes Semarang, AKP Supriyanto, menuturkan, saat mendapat laporan, pihaknya lalu mencegat mobil yang dikendarai oleh anak Purnomo di Simpanglima.
"Kami giring ke Taman KB dan dihentikan di situ, anaknya tidak apa-apa bahkan tidak tahu kalau ayahnya diancam pria mengaku dirinya," kata Supriyanto.
Setelah diinterogasi di Pos Polisi Simpanglima, Purnomo dan anaknya lalu dibawa ke Polrestabes Semarang untuk diperiksa lebih lanjut terkait dugaan ancaman dan pemerasan yang dialaminya. (*)