Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Nia Harus Sabar untuk Gendong Lima Bayi Kembarnya

Nia Rachmawati diperbolehkan pulang oleh tim dokter mengingat kondisi tubuhnya membaik. Tapi belum bisa menggendong lima bayi kembarnya.

Editor: Y Gustaman
zoom-in Nia Harus Sabar untuk Gendong Lima Bayi Kembarnya
Surya/Ahmad Zaimul Haq
PEMERIKSAAN KEMBAR - Tim dokter spesialis anak RSUD dr Soetomo, Tri Martono Utomo (tengah) memantau kondisi bayi kembar lima dari pasangan Kapten Laut (T) Hari Saputra dan Nia Rachmawati di Ruang NICU Gedung Bedah Pusat Terpadu (GBPT) RSUD Dr Soetomo, Surabaya, Selasa (23/6/2015). 

Laporan Wartawan Surya, Sany Eka Putri

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Nia Rachmawati diperbolehkan pulang oleh tim dokter RSUD Dr Soetomo Surabaya setelah mereka menimbang kondisi ibu bayi kembar lima ini membaik.

Sesaat sebelum pulang ia menyempatkan diri melihat lima anaknya yang saat ini berada di dua tempat berbeda. Nia tak hanya melihat kondisi anaknya saja, tapi juga diperbolehkan menyentuh mereka. 

Betapa bahagianya Nia merasakan kehangatan tubuh buah hatinya. “Senang banget. Tapi sayang masih belum bisa keluar dari inkubator mereka. Jadi cuma bisa menyentuh lewat inkubator saja,” terang Nia, Rabu (24/6/2015).

Pasangan Hari Saputra dan Nia Rachmawati berdiskusi dengan tim dokter RSUD Dr Soetomo.

Mantan pegawai Perhutani Surabaya ini terharu ketika Rizky Ramadhan Prama, satu-satunya anak lelakinya, menggenggam tangan Nia. "Sama si Rizky tadi tanganku sempat digenggam. Tangannya masih kecil, enggak sabar pengen gendong,” ujarnya.

”Aku juga bisikin mereka satu-satu. Jadi namanya sudah bukan bayi Nia 1, 2 dan seterusnya. Tapi mereka sekarang Insya Allah sudah punya nama,” tambahnya.

Berita Rekomendasi

Istri Kapten Hari Saputra ini yakin kelima bayinya akan segera pulih dan bisa segera keluar dari inkubator.

Dokter yang menangani lima bayi kembar, Dr Risa Etika SpA(K), mengatakan sentuhan ibunya bisa membantu pengenalan antara bayi dan ibunya.

Bayi kembar lima dirawat intensif di RSUD Dr Soetomo Surabaya masih berada di inkubator. (Kompas.com/Achmad Faizal)

”Ya walaupun masih harus steril, tapi kalau ibunya sendiri enggak masalah. Justru itu harus diperlukan,” ujar Dr Risa. Ia juga mengatakan air susu ibu tetap diberikan untuk lima bayi ini.

”Sudah empat hari kelima-limanya diberi ASI ibunya melalui slang. Dan itu akan terus dilakukan hingga 28 hari ke depan atau sekitar satu bulan, baru nanti akan dilakukan KMC intermitten,” terangnya.

KMC (Kangaro Mother Care) Intermitten ialah kontak langsung antara ibu dengan bayi yang lahir dengan prematur. Menurut Risa, hal itu harus dilakukan untuk menghindari anak mengalami hipotermia (kondisi tubuh yang kesulitan mengatasi suhu dingin).

Perolehan ASI Hanya 200 cc

Nia juga harus sering-sering memompa ASI-nya walaupun sudah diperbolehkan pulang.

”Sampai sekarang ASI ku belum banyak. Kan barusan selesai operasi. Jadi aku juga harus makan yang banyak biar ASI nya juga banyak,” tambah anak kelima dari enam bersaudara ini. Lantaran ASI yang diperoleh Nia tak lebih dari 200 cc.

Sedangkan ia harus memberi ASI untuk lima anaknya. Dari lima anaknya, Nia mengakui kalau anak terakhir badannya lebih besar. Hal itu diungkapkan oleh Nia karena anak yang keluar terakhir berada di dekat saluran makanan.

”Yang kelihatan agak besar badannya yang terakhir. Karena mendapat makanan pertama kan begitu masuk perut,” tambah Nia.

Namun, Dr Relly Yanuari Primariawan SpOG(K) mengungkapkan, tidak akan ada perbedaan pertumbuhan ketika bayi kembar lahir pertama atau terakhir.

”Ketika dewasa nanti tentunya tidak akan ada perbedaan pertumbuhan. Semua itu tergantung dari gizi yang mereka makan semasa pertumbuhan,” ujar dokter spesialis fertilitas ini.

Relly menambahkan, antara bayi normal dengan bayi yang lahir karena berbantu seperti inseminasi dan bayi tabung juga tidak ada perbedaan.

”Begitu halnya dengan bayi hasil inseminasi, bayi tabung, dan bayi normal. Mereka sama-sama tumbuh. Jadi kalau pikiran orang tentang bayi tabung itu nanti tumbuhnya lebih pendek atau sebaliknya, itu anggapan yang salah,” tegas Relly.

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas