Intan Sengaja Naik Hercules Ingin Beri Kejutan pada Ibu tapi Berakhir Duka
Hj Nur Zaini (48), warga Tanjungpinang tidak menyangka putri dan dua cucunya ikut menjadi korban kecelakaan Pesawat Hercules
Editor: Fajar Anjungroso
Laporan Tribun Batam, Thomm Limahekin
TRIBUNNEWS.COM, TANJUNGPINANG- Hj Nur Zaini (48), warga Tanjungpinang tidak menyangka putri dan dua cucunya ikut menjadi korban kecelakaan Pesawat Hercules, Selasa (30/6/2015) lalu di Medan.
Yang Nur tahu adalah putrinya, Intan Arisanti binti Mohammad Syafar Mun (41) dan dua cucunya, Syahrul Mufid bin Indra Putra (12) dan Nasya Syifa Shadindra binti Indra Putra (9), akan datang ke Tanjungpinang, Jumat (3/7/2015).
Namun ternyata, Intan diam-diam berangkat dari Medan lebih cepat dari jadwal yang seharusnya karena ingin membuat kejutan bagi ibunya itu.
"Mereka (Intan dan anak-anaknya) memang sengaja buat kejutan untuk menyenangkan hati ibu. Mereka bilang akan datang Jumat nanti. Tapi mereka pesan kepada adek saya supaya diam-diam menjemput mereka di bandar udara (Bandara) Raja Haji Fisabilillah (RHF) Tanjungpinang pada pukul 13.00 WIB (di hari kecelakaan pesawat Hercules)," ungkap Sari Triani (39), adik kandung Intan ketika ditemui Tribun Batam di kediaman Nur, RW III/ RT 04 Nomor 14 Kelurahan Tanjung Unggat, Tanjungpinang, Rabu (1/7/2015).
Namun, cerita tentang rencana kejutan itu malah berakhir dengan kisah duka Intan dan kedua anaknya.
Sari mengatakan, sempat mendapat informasi dari seorang kerabat yang menyatakan sebuah pesawat Hercules jatuh di Medan saat hendak terbang ke Tanjungpinang.
"Kami tidak mengira sama sekali kalau kakak dan keponakan ada di dalam pesawat itu. Kami telepon suami kakak, Koptu Indra Putra di Pekanbaru. Dia pun benarkan kalau istri dan anak-anaknya ada di dalam pesawat itu," terang Sari.
Menurut Sari, Indra dan Intan dikaruniai 3 orang anak. Mereka adalah Nida (13) yang saat ini tengah berlibur di Tanjungpinang serta Syahrul (12) dan Nasya (9) yang tewas dalam musibah itu.
"Kakak dan kedua keponakan itu hendak datang berlibur sekaligus menjemput anak pertamanya yang selama ini berlibur di sini," ucap Sari lagi.
"Jadi kini tinggal suami kakak dan anak pertamanya saja. Suami kakak itu seorang penceramah. Beberapa hari lalu, dia sempat bilang bahwa pada suatu waktu dia sedang berdoa, ada tiga cahaya keluar dari tubuhnya. Mungkin itu tanda dari kematian kakak dan keponakan," sambung Sari dengan mata berkaca-kaca.
Dalam suasana duka, keluarga Nur berusaha menyiapkan segala sesuatu yang perlu untuk berangkat ke Medan.
Sari mengaku kalau pihak keluarga diminta untuk membawa serta rambut dan cap jari tangan Nur, kartu keluarga asli dan foto kopi serta kartu tanda penduduk (KTP) seluruh anggota keluarga.
"Katanya semuanya ini akan dipakai untuk tes DNA supaya bisa temukan para korban," komentar Sari dengan nada sedih.Keinginan untuk segera menemukan jasad keluarganya yang tewas dalam musibah Hercules ini ditunjukkan juga oleh Suyudi dan Dasminar.
Suami-istri yang tinggal di ujung pelantar Kampung Senggarang Besar itu sudah langsung berangkat ke Medan pada Rabu pagi.
Mereka ingin menemukan jasad anak mereka yang diketahui bernama Sersan Syamsir. "Ibu dan bapak sudah berangkat ke Medan pagi tadi. Oh yah, soal nama korban, kami belum bisa omong. Kami masih berduka," ujar seorang wanita yang berjaga di kios milik Suyudi.