Tinggal di Gubuk 2x3 Meter, Yatim Piatu dari Garut Ini Tetap Rangking 1 di Sekolah
Bagi Artawati, hidup dalam keterbatasan ekonomi dan tanpa kasih sayang dari kedua orang tua yang telah meninggal bukanlah halangan untuk berprestasi
Editor: Sugiyarto
"Saya langsung terpanggil untuk ke Garut, memberikan sedikit bantuan untuk biaya pendidikannya. Rasulullah mengatakan kita harus menyayangi anak yatim, apalagi yatim piatu," kata Siti, Jumat (3/7).
Siti mengatakan seharusnya para kepala desa atau camat yang lain bisa mengungkapkan kondisi-kondisi sosial di wilayahnya.
Dengan demikian, pihak lain yang melihatnya dapat membantu untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Terlebih, katanya, Artawati sangat berprestasi di sekolahnya.
Seharusnya, kata Siti, Artawati dan anak-anak yatim lainnya mendapat perhatian lebih dan fasilitas yang layak dari pemerintah.
Camat Garutkota, Basuki Eko, mengatakan Artawati dan neneknya tidak terdaftar sebagai keluarga miskin.
Karenanya, mereka tidak memiliki BPJS sebagai jaminan kesehatan atau kartu jaminan sosial.
"Makanya, kami sangat memperhatikan keluarga ini. Kami pun selalu terjun ke lapangan mencari keluarga yang miskin tapi tidak terdata sebagai keluarga miskin. Ada beberapa rumah yang mau ambruk tetapi tidak masuk ke program rehabilitasi rumah tidak layak huni," kata Eko.
Untuk memperbaiki rumah dan membiayai pendidikan atau ekonomi keluarga miskin ini, katanya, pihaknya menggandeng perusahaan-perusahaan dan para donatur. (*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.