Sambil Ngarak Beduk Warga Desa Cijunti Nonton Ramainya jalan Tol Cipali
Warga Desa Cijunti, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, rajin menonton arus kendaraan yang melintasi tol terpanjang di Indonesia itu setiap hari.
Editor: Budi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM.CIKOPO,- Ada fenomena menarik pasca beroperasinya Tol Cikopo-Palimanan (Cipali). Warga Desa Cijunti, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, rajin menonton arus kendaraan yang melintasi tol terpanjang di Indonesia itu setiap hari.
Terlebih saat Ramadhan dan menjelang Idul Fitri 2015. Aktivitas menonton tadi dibarengi dengan tradisi "ngarak beduk" menjelang buka puasa dan sahur.
Tradisi "ngarak beduk" diikuti sejumlah warga dengan menumpang kendaraan bak terbuka.
"Satu kendaraan biasanya berisi lima belas orang yang terdiri atas empat orang dewasa, dan selebihnya anak-anak usia sekolah," ujar Albenia Agus Tirana kepada Kompas.com, Jumat (10/7/2015).
Albenia sendiri merupakan siswa kelas dua SMP Campaka, Kabupaten Purwakarta. Dia bersama teman-temannya melakukan aktivitas "ngarak beduk" keliling Desa Cijunti satu jam sebelum buka dan dua jam jelang sahur.
Namun, sebelum "ngarak beduk", Albenia dan rombongan menyaksikan arus kendaraan yang melintas Tol Cipali.
"Saya senang melihat mobil berbagai jenis. Ada truk, bis, sedan, dan lain-lain. Ada yang ngebut ada yang biasa aja," tutur Albenia.
Ketika ditanya dampak kehadiran Tol Cipali bagi kemajuan desanya, sosok mungil berambut pirang ini dengan lugas menjawab, "Desa saya jadi maju. Tapi yang saya bisa lihat, jalan tol memperlancar arus kendaraan. Jalur Pantura tidak macet lagi," tandasnya.
Albenia bisa mengikuti aktivitas "ngarak beduk" karena sudah menjadi tradisi di desanya. Selain itu, kedua orang tuanya pun mengizinkan.
"Ngarak beduk" kata Albenia, adalah tradisi turun temurun, dan nonton arus kendaraan Tol Cipali adalah hiburan gratis.
"Saya senang melakukan keduanya," tutup Albenia. (Hilda B Alexander)