Hayriantira Dibekap Pakai Bantal
"Saat dilakukan otopsi jenazah ini ada dugaan awal kekerasan di leher sampai kepala," kata Arif.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, GARUT - Kapolres Garut Ajun Komisaris Besar Arif Rachman mengatakan, berdasarkan hasil otopsi, ada tanda kekerasan pada jenazah Hayriantira (37). Salah satunya yakni di bagian leher.
"Saat dilakukan otopsi jenazah ini ada dugaan awal kekerasan di leher sampai kepala," kata Arif di Hotel Cipaganti, Garut, Jawa Barat, Kamis (6/8/2015).
Selain itu, hasil otopsi juga menunjukkan temuan lain, salah satunya kematian karena kehabisan nafas. Kehabisan nafas tersebut disebabkan bekapan salah satu benda dari luar.
"Untuk itu di ruangan ini bantal, seprai, disita. Menurut keterangan tersangka. korban dibekap oleh bantal," kata Arif.
AK alias AW (38) pembunuh Hayriantira menjalani pra rekonstruksi di kamar nomor 5 Hotel Cipaganti, Garut, Jawa Barat. AK mulai memperagakan saat pembunuhan. Hayriantira dinyatakan hilang sejak November 2014.
Keluarga korban berusaha mencari dan akhirnya melapor polisi pada April 2015. Sebelum hilang, Hayriantira adalah pegawai perusahaan telekomunikasi.
Setelah ditelusuri, akhirnya Hayriantira dinyatakan dibunuh oleh teman dekatnya, AK, pada Kamis (30/10/2014) di Garut, Jawa Barat. Saat ini motif AK diketahui, yakni karena persoalan pribadi.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.