Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Gunungan Duit dalam Upacara Adat Peringati Hari Kemerdekaan di Bantul

Jika banyak kampung menggelar lomba-lomba, masyarakat dusun Ngentak, Bangunjiwo, Kasihan menggelar pawai upacara adat merti dusun pada Minggu

Editor: Sugiyarto
zoom-in Gunungan Duit dalam Upacara Adat Peringati Hari Kemerdekaan di Bantul
tribunjogja/anasapriyadi
Gunungan dalam Mreti Dusun Ngentak. 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Anas Apriyadi

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Beragam cara dilakukan masyarakat untuk memperingati Hari Kemerdekaan RI ke-70.

Jika banyak kampung menggelar lomba-lomba, masyarakat dusun Ngentak, Bangunjiwo, Kasihan, Bantul menggelar pawai upacara adat merti dusun pada Minggu (16/8/2015).

Ketua Panitia Merti Dusun Ngentak, Sihana menjelaskan berbagai tahapan kegiatan kesenian digelar sejak memasuki bulan Agustus sebagai upaya melestarikan kebudayaan masyarakat.

Kegiatan budaya yang digelar seperti ketoprak oleh ibu-ibu dan wayang kulit.

"Rangkaian merti dusun ini digelar selama 17 hari, dari tanggal 1 Agustus sampai 17 Agustus besok," ungkapnya.

Puncak acara berupa kirab kali ini menurutnya diikuti oleh 13 bergodo berpakaian pasukan tradisional dan tiap RT membawakan sebuah gunungan untuk diarak keliling desa dan nantinya diperebutkan masyarakat setelah didoakan.

Berita Rekomendasi

Selain diikuti warga dusun Ngentak, kirab ini menurutnya juga diikuti warga Karangjati, Tamantirto, Kasihan.

"Karena merti dusun ini asalnya dari leluhur, mereka juga ikut karena ada ikatan leluhur," terangnya.

Uniknya, jika pada umumnya gunungan berisi hasil bumi dan makanan, ada salah satu gunungan dari warga yang berisi uang kertas tunai sebanyak Rp 2 Juta.

Pecahan uang tunai dimasukkan dalam ketupat yang lalu dibentuk gunungan. Gunungan duit ini menjadi salah satu ubo rampe yang paling diminati masyarakat.

Sihana menerangkan merti dusun yang digelar tiap tahun tersebut selain untuk melestarikan kebudayaan dan memperingati hari kemerdekaan, merti dusun juga menjadi simbol kebersamaan yang menyatukan masyarakat.


"Tanpa adanya kebersamaan dari masyarakat untuk bergotong-royong tidak mungkin acara ini bisa terselenggara," katanya.

Kepala Dukuh Ngentak, Ngadiyono mengungkapkan upacara merti dusun juga sebagai ucapan rasa syukur dan juga ungkapan doa dari masyarakat.

"Semoga diberi ketentraman, keselamatan, dan berkah melimpah," ujarnya. (Tribunjogja.com)

Sumber: Tribun Jogja
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas