Tak Diberi Izin Kunker, Anggota DPRD Batam Coret-Coret Toilet
Pilox hitam yang mewarnai dinding toilet itu bertuliskan luapan kekesalan Udin terhadap Sekretaris DPRD, Marzuki.
Editor: Hasanudin Aco
![Tak Diberi Izin Kunker, Anggota DPRD Batam Coret-Coret Toilet](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/coret-dinding_20150819_194143.jpg)
Laporan Wartawan Tribunnews Batam, Anne Maria
TRIBUNNEWSBATAM.COM, BATAM - Aksi corat-coret di gedung DPRD Kota Batam kembali terjadi.
Setelah sebelumnya, Ketua Komisi II Yudi Kurnain pernah mencoret-coret tangga DPRD akibat kesal dengan pemadaman bergilir PLN Batam, kini giliran Sekretaris Komisi IV, Udin P Sihaloho.
Udin melakukan aksi serupa di kamar mandi pria Kantor DPRD Kota Batam provinsi Kepulauan Riau, Rabu (19/8/2015) sore.
Pilox hitam yang mewarnai dinding toilet itu bertuliskan luapan kekesalan Udin terhadap Sekretaris DPRD, Marzuki.
Pasalnya, Udin yang saat itu ingin mengajukan kunjungan kerja (kunker) ke Kementrian Perindustrian (Kemenperin) bersama anggota Komisi IV lainnya ditolak oleh Marzuki.
Marzuki beralasan kuota untuk kunker ke luar kota milik Udin sudah habis.
Padahal, menurut Udin di waktu bersamaan Sekwan juga menyatakan bahwa jatah kunker dewan bisa sampai 30-40 kali.
"Dia (Marzuki) berstatement anggota dewan bisa kunker sampai 30 an kali. Sementara kenyataannya saya malah sudah tidak bisa berangkat. Katanya kuota untuk saya sudah habis,"kata Udin.
Udin menjelaskan bahwa perjalanan dinas tersebut ada yang empat hari dan ada yang dua hari.
Untuk dinas selama empat hari, atau ke Indonesia bagian tengah setiap dewan mendapat jatah tiga kali, sedangkan ia baru memakai satu kali jatahnya.
"Jadi saya bingung kok dibilang kuota habis. Padahal dia juga yang buat pernyataan realisasi anggaran kunker baru 41 persen, sementara ini sudah mau APBD Perubahan. Jadi sengaja mau dibuat banyak-banyak silpa begitu?. Kalau banyak silpa artinya Sekwan tidak becus dong," katanya kesal.
Udin mempertanyakan dengan anggaran Sekwan yang mencapai Rp 7,2 miliar, justru banyak kegiatan maupun fasilitas yang ada di DPRD yang terbengkalai.
"Kami bingung juga, dulu waktu anggota dewan cuma 45 orang, anggarannya cuma Rp 3 miliar. Harusnya kalau 50 orang, anggaran itu nggak lebih dari Rp 4,5 miliar. Sekarang anggaran murni Sekwan saja Rp 72 miliar, sementara apa hasilnya. Kunker begini, kalau kami kunker pun selalu pakdul (pakai dulu) anggarannya, alasan kas tidak ada uang kecil," tuturnya.
Puncak dari kekesalannya itupun diluapkan dengan mencoret kamar mandi yang kondisinya buruk tersebut.
Udin beralasan bahwa kunker kali ini sangat penting, sebab komisi IV berencana melihat standar kompetensi kerja nasional Indonesia di Kementerian Perindustrian.
"Saya marah sekali. Soalnya ini penting, kami mau lihat kawasan-kawasan industri dalam mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (TKA). Selama inikan kita tahu di Batam juga ada riak-riak antara tenaga kerja kita dengan TKA," ucap Udin.
Udin menjelaskan selama ini di Batam, cukup banyak kesenjangan antara pekerja asing dan Indonesia di sebuah perusahaan. Mulai dari masalah perizinan, pengajian, hingga posisi dalam pekerjaan.
"Itu yang mau kami lihat di sana, bukan main-main," kata Udin tegas