Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Romi Beri Kuliah Umum Islam dan Demokrasi di UIN Walisongo Semarang

Romi menyesalkan banyaknya kelompok Islam yang mengekspresikan wajah fundamentalis dan radikal.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Romi Beri Kuliah Umum Islam dan Demokrasi di UIN Walisongo Semarang
Ist
Ketua Umum DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) M. Romahurmuziy saat memberikan kuliah umum di hadapan 4.500 mahasiswa UIN Walisongo, Semarang, Senin (31/8/2015). 

TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Pertautan Islam dan Demokrasi merupakan perjalanan sejarah yang cukup penting di Indonesia. Islam yang merupakan ajaran agama dan demokrasi sebagai sistem ketatanegaraan bisa berjalan bersama di Nusantara. Karena itulah, dua hal tersebut tidak perlu dipertentangkan antara satu sama lain.

Demikian disampaikan Ketua Umum DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) M. Romahurmuziy saat memberikan kuliah umum di hadapan 4.500 mahasiswa UIN Walisongo, Semarang, Senin (31/8/2015).

Kuliah umum bertema "Islam dan Demokrasi di Indonesia" tersebut merupakan awal dimulainya perkuliahan tahun ajaran 2015/2016.

Hadir dalam kesempatan tersebut hadir Rektor UIN Walisongo Muhibbin, para guru besar, anggota DPR RI dan anggota DPRD Jawa Tengah.

Romi, sapaan akrab Romahurmuziy menjelaskan, pertautan Islam dan demokrasi yang berjalan beriringan, menjadikan Indonesia sebagai percontohan bagi negara-negara Timur Tengah.

"Islam dan demokrasi bisa berjalan bersama di Indonesia. Banyak negara Timur Tengah belajar ke Indonesia," kata Romi disambut aplaus mahasiswa.

Romi melanjutkan, saat ini Indonesia menjadi negara terbesar ketiga dalam pelaksanaan demokrasi setelah Amerika Serikat dan India. Bahkan, dalam pelaksanaan Pilpres di Indonesia dilakukan secara langsung dan lebih maju dibanding Amerika Serikat.

Berita Rekomendasi

Anggota Komisi III DPR ini menjelaskan, Islam yang diterapkan di Indonesia merupakan Islam Rahmatan Lil'alamin yang berwajah inklusif. "Islam kebangsaan yang memperjuangkan nilai-nilai keislaman dalam NKRI" tuturnya.

Karena itu, pihaknya menyesalkan banyaknya kelompok Islam yang mengekspresikan wajah fundamentalis dan radikal. Padahal, kelompok tersebut mencoreng wajah Islam toleran. "Islam itu membawa Rahmat bagi seluruh alam semesta, bukan untuk menebar kebencian," terang alumnus ITB ini.

Di akhir ulasan, Romi juga mengakui bahwa tidak semua unsur demokrasi seirama dengan Islam. Menurut dia, demokrasi yang dikembangkan di Indonesia adalah yang demokrasi berketuhanan. Yakni, demokrasi yang sejalan dengan nilai-nilai keislaman.

"Bagi kami suara rakyat adalah suara rakyat, Suara Tuhan adalah suara Tuhan. Suara Tuhan diatas suara rakyat. Itulah prinsip Islam-demokrasi yang kita kembangkan," tegasnya.

Agama dan kekuasaan ibarat dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Agama merupakan pondasi kekuasaan, sementara kekuasaan yang menjaga agama untuk terus berkembang.

‎Rektor UIN Walisongo Muhibin menyambut positif kuliah umum tersebut. Pihaknya berharap, mahasiswa mengambil hikmah melalui kegiatan akademik tersebut. "Sangat jarang, sarjana teknik bisa menjelaskan soal agama, politik, dan Islam," terang Muhibin.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas