Kisah Perjuangan Buruh Cuci Merenda Mimpi Selama 27 Tahun untuk Naik Haji
Sesekali air matanya pun menetes. Selain karena haru dan syukur yang teramat dalam, dia mengatakan, air matanya menetes karena rasa tak percaya
Editor: Sugiyarto
Awalnya, lanjut Nuraini, dia selalu sedih dan kaget setiap mendengar pertanyaan banyak orang begitu mengetahui dia mengikuti manasik haji dan akan berangkat ke tanah suci.
Lama-kelamaan, dia mengakui bisa menerima semua pertanyaan orang sambil berserah diri kepada Sang Maha Pencipta.
“Ini benar-benar hadiah dari Allah, bayangkan banyak sekali ujian yang saya hadapi, mulai dari majikan yang kasar hingga ditipu orang yang meminjam uang saya tapi ternyata saya ditipu, padahal uang itu akan saya pakai untuk melunasi ongkos naik haji,” ujarnya.
Sempat dilempar sana-sini oleh petugas imigrasi juga menjadikan pengalaman berharga bagi Nuraini.
“Bisa Anda bayangkan saya tidak mendapat pelayanan yang sama seperti orang lainnya dalam mengurus paspor, bahkan ada yang menyarankan saya harus membayar agar cepat pengurusannya. Namun, saya bertahan, walaupun hingga malam hari. Saya bertekad menyelesaikan pengurusan paspor saya saat itu, dan akhirnya petugaspun melayani saya saat waktu sudah pukul enam sore,” urai Nuraini.
Hari ini, Selasa (8/9/2015), doa-doa mengiringi keberangkatannya. Puluhan tetangga melepas keberangkatan Nuraini dihalaman rumahnya yang sederhana itu.
Nuraini tergabung dalam Kelompok Terbang I Embarkasi Banda Aceh. Jamaah Calon Haji (JCH) Kelompok Terbang (Kloter) I Embarkasi Banda Aceh, masuk Asrama Haji Banda Aceh, Selasa malam ini.
Kloter ini diberangkatkan ke Mekah, Rabu (9/9/2015). Humas Panitia Haji, Akhyar, mengatakan sebanyak 3.111 warga Aceh akan berangkat haji.
JCH dibagi dalam delapan kloter dan setiap kloternya berjumlah 394 jamaah. Dari seluruh JCH, 42 persen di antaranya merupakan lansia. (*)