Krisis Air Bersih, Warga Satu Kampung di Situbondo Terpaksa ke Sungai
Krisis air bersih masih dirasakan warga Situbondo.
Editor: Mohamad Yoenus
Laporan Wartawan Surya, Izi Hartono
TRIBUNNEWS.COM, SITUBONDO - Krisis air bersih masih dirasakan warga Situbondo.
Seperti dialami ratusan kepala keluarga Dusun Telaga, Desa Curah Tatal, Kecamatan Arjasa.
Bahkan, untuk memenuhi kebutuhan air, mereka terpaksa memanfaatkan air sungai karena pasokan air bersih yang dilakukan pemerintah tidak mencukupinya.
Air sungai yang menjadi harapan terakhir bagi warga itu, tidak hanya digunakan untuk mencuci pakaian dan mandi.
Melainkan air sungai yang biasanya digunakan untuk mengairi sawah petani dimamfaatkan untuk air minum.
Kondisi tersebut dibenarkan oleh kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Situbondo, Zainul Arifin.
Menurutnya, jarak rumah warga Dusun Telaga dengan sungai tempat pengambilan air tidak begitu jauh, namun jaraknya hanya sekitar ratusan meter.
“Warga di sana banyak, ada ratusan KK, mereka ke ke sungai untuk berbagai aktifitas. Misalnya mandi, mencuci pakaian, ambil air minum dan serta memandikan ternak,” ujar Zainul Arifin.
Dikatakan, pihaknya sudah menyuplai air bersih untuk warga Dusun Telaga itu. Bahkan dalam seminggu dusun tersebut mendapat 3 kali pengiriman air bersih.
Kita tidak bisa menambah volume pengiriman air, karena anggarannya terbatas," katanya.
Desa Curah Tatal, kata Zainul, merupakan lokasi kekeringan yang sudah lama. Bahkan di desa itu sudah dilakukan program pengeboran air bersih serta pipanisasi.
Namun karena jarak pengambilan air ke hulu terlalu jauh, maka air tidak sampai. Itu terjadi akibat pipa sering kali pecah dan terputus.
“Pipanisasi sudah dilakukan, tapi karena jarak sumber airnya cukup jauh dan pipanya banyak yang pecah tertimpa batu. Ya air tidak sampai ke warga yang membutuhkan,” pungkasnya. (*)