Bejat! Guru Cabuli Muridnya Berkali-kali Hingga Kelas VI
Siswa tingkat sekolah dasar di Kabupaten Bengkayang, SN diduga menjadi korban pelecehan seksual gurunya,
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, BENGKAYANG - Siswa tingkat sekolah dasar di Kabupaten Bengkayang, SN diduga menjadi korban pelecehan seksual gurunya, Mr. Pelecehan terjadi sejak SN duduk di kelas 5.
Ditemui di LKBH Peka Kalbar, Senin (14/9/2015) SN menceritakan guru Mr berkali-kali mengisap kemaluannya. Baik itu di sekolah maupun di kediaman Mr.
"Pertama kali itu dia bawa ke WC dan melakukan semuanya. Paling sering memang di WC sekolah. Pernah juga di rumahnya," kata korban.
Hingga dirinya kini duduk di kelas enam perbuatan bejat Mr terus dilakukan. Bahkan seminggu sebelum dilaporkan ke Kepolisian, kejadian tak senonoh itu masih dilakukan Mr.
Orangtua korban, FT selama ini tidak pernah menaruh curiga atas apa yang dilakukan Mr. Saban hari Mr menghubunginya melalui pesan singkat agar SN tidur di rumahnya.
"Anak saya tidak belajar mengaji di rumahnya. Tapi dibawa tidur. Karena yang mengajak guru, saya percaya," katanya.
Belakangan, SN selalu berusaha menghindar saat dirinya menyuruh tidur di rumah Mr. Bahkan anaknya mulai mengalami perubahan.
"Belakangan ini anak saya ngindar-ngindar. Tapi saya dorong terus karena guru itu baik. Saya ndak mikir kesana. Memang sejak itu SN berubah. Dia jadi lebih pendiam," kata Ft.
Sampai pada suatu waktu, SN bersama dua temannya bolos dan bermain internet tak jauh dari sekolahnya. Perbuatan mereka ini diketahui Mr yang langsung datang ke warnet tersebut dan memukul kedua rekannya. Sementara SN justru dibelai oleh Mr. Kejadian ini kemudian dilaporkan pemilik warnet ke FT.
"Lalu saya tunggu pulang sekolah. Saya tanyakan kenapa menghindari gurunya itu waktu diminta tidur di rumahnya. Ada apa juga antara dia dengan gurunya. Awalnya dia ndak mau jawab. Lalu saya bujuk-bujuk dan akhirnya dia cerita terkait semua yang terjadi," kata FT.
Mendengar cerita anaknya, FT langsung menangis. Perasaannya campur aduk antara kasihan dengan anaknya dan kesal dengan perbuatan yang dilakukan Mr. (Nasaruddin)