Warga Kecewa, Gubernur Malah Pelesir ke Rusia Saat Ada Bencana Asap
Wahyuni lantas berujar, Gubernur Awang hanya berada di Samarinda ketika sedang sakit.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, SAMARINDA - Warga Samarinda, Kalimantan Timur, kecewa dengan kinerja Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak.
Saat keadaan ibu kota Samarinda kian rawan akibat kabut asap dan kemarau panjang, Awang malah pelesiran ke Moskwa,Rusia, dengan membawa istri serta beberapa pimpinan satuan kerja perangkat daerah (SKPD).
Selain itu, saat ini pun banyak pejabat daerah di Kalimantan Timur (Kaltim) yang sudah tidak aktif menjelang pilkada.
Padahal, warga sangat berharap, para kepala pemerintahan mampu menyelesaikan bencana asap di Kaltim dan kebakaran lahan.
"Di jalan-jalan, aktivis-aktivis keliling, bagi-bagi masker. Penderita ISPA (infeksi saluran pernapasan atas) bertambah. Kebakaran terjadi di mana-mana. Warga butuh pemimpinnya sekarang. Apalagi jelang pilkada, wali kota dan wakil wali kota di Kaltim rata-rata sudah tidak aktif. Lalu kalau bukan Gubernur yang perhatikan warga, terus siapa?" kata Wahyuni, salah seorang warga Jalan KH Wahid Hasyim, Samarinda, Kamis (17/9/2015).
Wahyuni lantas berujar, Gubernur Awang hanya berada di Samarinda ketika sedang sakit.
Sementara itu, ketika badannya sehat, Awang lebih memilih jalan-jalan ke luar negeri.
"Pak Jokowi minta tolong diganti sajalah Pak Awang. Kemarin, kalau sakit, ada saja di Samarinda. Namun, itu juga tidak mengurusi Kaltim. Giliran sudah sembuh malah liburan pakai alasan ngurus kereta api. Masa enggak malu sama gubernur yang lain?" ucap wanita itu.
Kekecewaan warga semakin memuncak ketika mendengar kabar uang saku Awang dan beberapa pimpinan SKPD mencapai angka Rp 1 miliar.
"Daerah Sempaja, Gerilya, dan di Cendrawasih itu, kalau hujan, sedikit banjir. Gorong-gorongnya kecil dan tersumbat sampah. Kondisinya parahlah. Kalau uang semiliar itu dipakai perbaikan drainase, kita bisa mengurangi bencana banjir kan. Samarinda ini Ibu Kota, Pak Awang gubernur-nya. Masa Gubernur ndak sayang sama daerahnya sendiri," kata Wirawan, salah satu mahasiswa di Samarinda.
Senada dengan Wirawan, Sutiyem, seorang pedagang sayur di Pasar Pagi Samarinda juga mengeluhkan keberangkatan Awang.
Menurut dia, para pedagang tengah kesulitan dengan harga sayur-mayur yang melambung tinggi.
Permintaan di pasar berkurang, sementara pendapatan pedagang hanya dari berjualan sayur.
"Musim kemarau ini, semua serba-mahal. Mau minta tolong Pak Awang, gimana ini jalan keluarnya. Mohon bantuannya, Pak, mbok jangan ke Rusia, Pak. Sidak pasar dulu saja karena mata pencaharian kami cuma dari pasar," kata Sutiyem.
Hingga berita ini diturunkan, Kompas.com belum mendapatkan klarifikasi terkait kabar keberangkatan Awang dan rombongan ke Rusia.
Penulis: Kontributor Samarinda, Gusti Nara
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.