Mulyono Tewas Tersengat Listrik
Mulyono (44), warga asal Jember, Jawa Timur, meregang nyawa di tempatnya bekerja di Jalan Hayam Wuruk Gang 17 No 4, Denpasar, Bali.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Mulyono (44), warga asal Jember, Jawa Timur, meregang nyawa di tempatnya bekerja di Jalan Hayam Wuruk Gang 17 No 4, Denpasar, Bali, Senin (21/9/2015).
Tubuh Mulyono ditemukan terbujur kaku di lantai akibat tersengat listrik.
Di atas dadanya terdapat sebuah gerinda listrik, yang diduga sebagai penyebab pria pekerja ini tersengat listrik hingga menghembuskan napas terakhir.
Jenazah Mulyono kemudian dievakuasi menggunakan mobil ambulans BPBD Kota Denpasar dan tiba di Instalasi Forensik RSUP Sanglah sekitar pukul 14.00 Wita.
"Langsung kami lakukan pemeriksaan luar terhadap jenazah tersebut," ujar Kepala Instalasi Forensik RSUP Sanglah, dr Dudut Rustyadi, Senin kemarin.
Dari hasil pemeriksaan, Mulyono diketahui meninggal sekitar 2 hingga 6 jam sebelum jenazah diperiksa. Ditemukan luka-luka lecet pada tubuh jenazah.
"Luka lecet kami temukan pada telapak tangan, jari manis, kelingking tangan kiri, dan sedikit luka lecet juga ditemukan pada siku kanannya," ujar Dudut.
Tanda Mulyono meninggal karena tersengat listrik juga dapat dilihat dari kondisi tangan kirinya yang mengalami luka bakar.
"Meninggal karena luka tersengat listrik dapat dilihat dengan adanya luka bakar pada daerah yang terkena sengatan," terangnya.
Berdasarkan data Tribun Bali (Tribunnews.com Network), sepanjang tahun 2015, Mulyono menjadi korban keempat yang tewas akibat tersengat listrik.
Semua korban merupakan pekerja proyek bangunan, yang sama-sama tersengat listrik saat bekerja.
Sebelumnya pada 26 Mei 2015, Muslimin (25), remaja asal Pasuruan,Jawa Timur, meninggal dengan kondisi mulut mengeluarkan busa dan mengalami luka bakar karena tersengat listrik saat sedang bekerja proyek di Pengadilan Tata Usaha Negara di Renon, Denpasar
Suanto (27), pria asal Banyuwangi, Jawa Timur, meninggal akibat tersengat listrik saat sedang bekerja mendirikan sebuah rumah di Jalan Gatot Subroto, Denpasar pada 22 Juni 2015.
Kemudian Mahfud (40) pada 8 Juli 2015 meninggal setelah empat hari dirawat di burn unit RSUP Sanglah.
Mahmud meninggal setelah tersengat listrik saat mengecat kompleks ruko yang terletak di Jalan Mahendradata, Denpasar, pada 4 Juli 2015.