Cara Ali Jufri Patut Ditiru Kelola Air Limbah Hasil Produksi Batik
Pemilik Batik Rafina, Muhammad Ali Jufri, menggunakan bahan organik untuk menciptakan instalasi pengolajan air limbah hasil produksi batiknya.
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Raka F Pujangga
TRIBUNNEWS.COM, PEKALONGAN - Pemilik Batik Rafina, Muhammad Ali Jufri, memiliki cara khusus mengatasi limbah batik hasil produksinya di Kelurahan Poncol, Kecamatan Pekalongan Timur, Kota Pekalongan.
Ia menggunakan bahan organik untuk menciptakan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) di antaranya ijuk, zeloit, dan batu apung. "Ini hasil kerjasama dengan LP2NU," kata Ali, Rabu (23/9/2015).
Dalam sebulan Jufri mengeluarkan biaya cukup terjangkau untuk IPAL. "Kapasitas air 30 kubik, kira-kira membutuhkan biaya rata-rata sekitar Rp 2 juta per bulan," terang dia.
Untuk pengusaha batik produksi kecil, biaya yang dikeluarkan dapat lebih ditekan. Ia mengira dana yang dihabiskan cukup Rp 200 ribu saja, tapi berlaku untuk produksi skala kecil saja.
Ali tidak menyangka pengolahan limbah hasil industrinya mendapatkan dukungan pemerintah. "Dari KLH datang ke sini, ternyata direkomendasikan ke teman-teman. Saya tidak mengira datang ke sini," kata dia bangga.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.