Raja-Raja di Aceh Berkumpul, Ribuan Warga Berdesakan Melihat
Ribuan warga memadati lokasi Seumeuleung (memuliakan raja) di Makam Poeteumeureuhom Desa Glee Jong, Kecamatan Jaya (Lamno), Aceh Jaya
Editor: Wahid Nurdin
Laporan wartawan Serambinews.com, Sa'dul Bahri
TRIBUNNEWS.COM, CALANG - Ribuan warga memadati lokasi Seumeuleung (memuliakan raja) di Makam Poeteumeureuhom Desa Glee Jong, Kecamatan Jaya (Lamno), Aceh Jaya, Sabtu (26/9/2015).
Sebagian dari warga berdatangan melihat raja-raja yang datang dari sejumlah kabupaten di Aceh.
"Para pengunjung selain melihat raja juga ingin menikmati lokasi wisata di kawasan Makam Poeteumeureuhom," kata tokoh masyarakat Lamno, Nisfu Syakban kepada Serambinews.com (Tribunnews.com Network).
Bagi yang belum tahu apa itu Seumeuleung, tradisi ini merupakan adat memuliakan raja yang dilaksanakan turun menurun setiap tahun.
Tradisi ini mulai dilaksanakan sejak 1480 Masehi, setiap hari ketiga Idul Adha.
Rangkaian acara Seumeuleung antaranya berisi memberikan makanan atau "menyulang" kepada Raja Daya dan raja-raja lainnya yang diundang dalam acara tersebut
Nasi yang di suap kepada Raja di sebut dengan Bu Ulee (Nasi kepala) dibawakan oleh dua orang dayang, dalam sebuah dalông (sejenis tempayan) dan disuapi kepada sang Pewaris Tahta.
Dalam upacara adat ini, semua jenis makanan yang disajikan merupakan hasil alam yang diperoleh oleh masyarakat Lamno yang dibawakan secara sukarela tanpa patokan jumlah.