Gara-gara Facebook Nenek Renta yang Ditelantarkan Anak Kandung Tak lagi Sengsara
Sebelumnya rumah Mbah Simpen yang ada di Desa Tapan, Kecamatan Kedungwaru, Kabupaten Tulungagung sangat tidak layak huni.
Editor: Robertus Rimawan
Para relawan komunitas jeep itulah yang memperbaiki dengan memasang plester dan batu batako.
Sedangkan relawan lainnya membantu memberi sembako dan kebutuhan sehari-hari.
"Sejak kasusnya dimuat di koran dan disebarkan melalui Facebook simpati banyak berdatangan," tambahnya.
Arif menyesalkan peran aparat pemerintah setempat yang terkesan sangat lambat dalam bertindak.
"Banyak donatur yang sudah mulai membantu, aparatnya masih mau mendata untuk diusulkan dapat bantuan," ungkapnya.
Kehidupan Mbah Simpen sendiri juga tampak lebih sehat karena mendapatkan asupan gizi yang cukup.
Selain sembako juga ada yang membelikan susu dan makanan suplemen lainnya.
Diberitakan sebelumnya, kisah Mbah Simpen nenek yang hidup sebatangkara mengetuk hati para dermawan.
Satu-satunya anak kandungnya yang merantau ke Kalimantan sudah 10 tahun lebih tidak pernah lagi menjenguk ibunya.
Sebelumnya kehidupan Mbah Simpen juga kurang terawat dan jarang mandi.
Termasuk luka di telapak kakinya hanya diobati dengan serbuk obat puyer serta dibalut kain kumal.
Sriyanah salah satu tetangga Mbah Simpen mengaku obat puyer rupanya cocok untuk mengobati sakit luka di kaki.
"Kalau badannya terasa sakit hanya minta dibelikan obat puyer," tambahnya. (*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.